Pages

Pendekatan Psikoanalisis

Pendekatan Psikoanalisis digunakan untuk menganalisis perilaku manusia berdasarkan perkembangan kepribadian atau proses sosialisasi serta mengidentifikasi perilaku agresi. 

Psikoanalisis pertama kali di perkenalkan oleh Sigmun Freud (1856-1939). Psikoanalisis sesungguhnya adalah teknik psycho-therapeutic (psiko-terapetik). Pada tahun 1900 Freud menerbitkan sebuah buku yang terkenal dalam sejarah psikologi, buku tersebut di beri judul "The Interpretation of Dreams". Buku ini disusun berdasarkan pengalaman terapi terhadap penderita gangguan jiwa yang di sebut neurotic.


Anggapan dasar teori Freud adalah bahwa perilaku manusia ditentukan oleh insting bawan yang sebagian besar tidak disadari. Ketidak sadaran ini adalah proses terpengaruhnya perilaku oleh pikiran, ketakutan, atau keinginan-keinginan yang tidak disadari oleh orangnya. Freud percaya bahwa impuls (dorongan untuk melakukan sesuatu) semasa kanak-kanak diusir dari kesadaran dan terpendam dalam ketidak sadaran. Meskipun berada dalam ketidaksadaran, impuls-impuls ini masih mempengaruhi perilaku. Perwujudan impuls-impuls tidak sadar ini dapat berupa mimpi, keliru ucapan, sara dan (tindakan-tindakan kecil yang tanpa disadari berulang, seperti mata berkedip-kedip atau menarik-narik leher baju sendiri), dan gejala-gejala penyakit neurotik (penyakit syaraf) atau menjelma menjadi perilaku yang dapat diterima masyarakat, seperti : seni, sastra atau kegiatan ilmiah (Sukadji, 1986).

Hal yang penting dari pendekatan psikoanalisis Freud adalah bahwa tindakan manusia mempunyai sebab. Namun, penyebab ini seringkali berupa motif-motif yang tidak disadari, bukan alasan-alasan rasional yang diberikan oleh seseorang terhadap perilakunya.

Dalam pandangan psikoanalisis, kepribadian manusia merupakan interaksi antara id, ego, dan super ego. 

Id
Id adalah nafsu yang memuat dorongan-dorongan biologis manusia. Contohnya, id lah yang mendorong manusia untuk memenuhi nafsu biologis yang bermuara pada pencapaian kesenangan, seperti makan, minum, berhubungan seksual dan lain sebagainya. Oleh karena itu, id dikatakan bergerak atas dasar kesenangan (pleasure principle). Id membuat kita tidak peduli dengan orang lain, lingkungan sekitar atau pada bentuk kenyatan hidup. Oleh karena itu, id juga sangat egois, tidak mengenal moralitas dan karenanya membuat kita sama seperti hewan.

Ego
Ego adalah kesadaran akan realitas. Kesadaran bahwa kita tidak hidup sendirian, sebagai makhluk sosial kita hidup dalam lingkungan sosial yang membuat kita terikat dengan sejumlah kesepakatan dan aturan sosial. Dengan kondisi ini, artinya tidak semua keinginan kita dapat terpenuhi karena akan ada keinginan-keinginan yang berbenturan dengan lingkungan sosial.

Ego yang bergerak atas prinsip realitas (reality principle) adalah struktur kepribadian yang membawa kita untuk menjejak pada kenyataan sosial. Oleh sebab itu, Ego pulalah yang membuat keinginan-keinginan kita terpenuhi. Sebaliknya, Id hanya akan menghasilkan keinginan, bukan memenuhinya.

Super Ego.
Keinginan biologis yang di hasilkan oleh Id berinteraksi dengan kesadaran realitas dari Ego akan membuat pertanyaan-pertanyaan mengapa kita tidak boleh dengan leluasa menyalurkan motif-motif biologis kita?. Dalam hal ini, Super Ego dipandang sebagai polisi kepribadian, hati nurani yang berupaya mewujudkan keinginan-keinginan ideal kita, yaitu norma-norma sosial dan kultural masyarakat kita.

Demikianlah, perilaku manusia adalah hasil interaksi Id, Ego, dan Super Ego. Dalam pandangan psikoanalisis, manusia adalah homo volens, manusia yang berkeinginan.

Author : Sentot

No comments:

Post a Comment