Pages

Petir dan Pendaki

“Tenang saja, cuaca sepertinya berpihak sama kita, perhatikan saja bulannya, terlihat jelas”. Gumam saya saat itu. Posisi di puncak bayangan  memang terlihat bersahabat, walaupun sepanjang perjalanan gerimis setia mengiringi. Butiran-butiran hujan telah berhenti, awan-awan hitam mulai menyingkir dan terangnya bulan semakin mempertegas bahwa tidak akan terjadi seesuatu saat itu.  Jam terbang  yang minim membuat kami memutuskan untuk mendirikan tenda di tempat begitu terbuka yaitu di punggungan yang hanya di tumbuhi ilalang. 

Waktu kurang lebih menunjukan jam 01.00 dini hari, saat semua sudah terbuai mimpi tiba-tiba hembusan angin yang begitu kuat menggoyang seolah berusaha melemparkan tenda kami. Beberapa detik kemudian guyuran hujan mengiringi menebar udara dingin yang memaksa suhu turun sampai 12 an derajat. Darah serasa membeku, badan mulai bergetar bereaksi berusaha menaikan kembali suhu tubuh. Belum hilang rasa panik, kilatan petir menggelegar seolah-olah menyambar-nyambar di atas kepala. Ancaman bahaya didepan mata, yang bisa dilakukan hanyalah berdo’a dan berharap bahwa ini bukanlah akhir dari perjalanan hidup kami. (Manglayang, September 2013).

Paragraf di atas adalah penggalan cerita tentang sulitnya memprediksi cuaca dan pentingnya pengalaman serta pengetahuan. Tanpa pengetahuan dan pengalaman yang memadai, alam liar akan dapat menjadi tempat yang berbahaya bagi kita.

Bagi para pecinta olah raga mountainering (mendaki gunung) musim hujan memiliki tantangan tersendiri. Selain harus menjaga diri dari serangan hipotermia, seorang pendaki gunung juga harus berhati-hati dengan bahaya petir. 

Walaupun hujan tidak selalu di sertai dengan petir, kita tetap harus hati-hati apalagi jika posisi kita sedang melakukan pendakian.  Ada beberapa langkah antisipasi yang harus dilakukan, berikut langkah-langkah antisipatif yang dapat dilakukan yang berhasil kami rangkum :
  • Hindari puncak atau punggungan terbuka
  • Hindari pohon atau objek yang berdiri sendiri
  • Hindari tubuh dari objek metal
  • Jika posisi berada dalam air, segera keluar
  • Alasi tubuh dari tanah, misalnya dengan menggunakan matras, ransel dll
  • Buat jarak antar pendaki minimal 8 meter
  • Di alam bebas tempat yang baik saat badai petir adalah tempat dengan banyak pohon.
  • Matikan alat komunikasi

Kondisi cuaca dialam bebas kadang sulit di prediksi, kehati-hatian dan kesadaran bahwa kita hanyalah makhluk dengan kemampuan sangat terbatas menjadi point penting dalam kegiatan ini.

Kekuatan alam bukanlah kekuatan yang dapat dilawan dengan kemampuan fisik kita, akan tetapi sesuatu yang harus kita hargai, kita syukuri sebagai karunia dari yang Maha Kuasa.

Semoga bermanfaat.

Author : Siswanto

No comments:

Post a Comment