Pages

Mengapa Ta’aruf Bukan Pacaran?

Ta’aruf merupakan langkah awal yang sangat penting untuk menuju ke sebuah pernikahan yang penuh berkah. Ta’aruf bisa diartikan sebagai sebuah fase yang dilalui oleh laki-laki dan perempuan yang sudah mempersiapkan diri untuk melangkah menuju jenjang pernikahan. 

Abu Hurairah RA pernah berkata : ‘’Aku pernah berada di kediaman Nabi, tiba-tiba seorang laki-laki datang dan memberi tahu bahwa ia akan menikah dengan seorang perempuan dari Anshar. Maka, Nabi bertanya, ‘Sudahkah kau lihat dia?’ ia menjawab, ‘Belum’. Nabi kemudian berkata lagi, ‘Pergilah dan lihatlah ia, karena di dalam mata orang-orang Anshar itu ada sesuatu’.’’(HR. Muslim)

Dalam hadits di atas, Rasulullah SAW tidak menentukan batas-batas yang boleh dilihat. Namun, karena belum menjadi mahram, kita hanya boleh melihat muka dan telapak tangannya saja. “Apabila salah seorang di antara kalian hendak meminang seorang wanita, kemudian ia dapat melihat sebagian dari sesuatu yang dapat menariknya untuk menikahinya maka lakukanlah.’’(HR. Abu Dawud)

Nah pasti anak-anak muda zaman sekarang banyak yang mempertanyakan, apabila metodenya seperti itu bagaimana kita bisa saling kenal? Kan kalau dengan pacaran kita bisa jalan-jalan bareng jadi bisa lebih kenal. Bagi yang belum pernah menjalani prosesi ta’aruf, begitulah persepsi umum tentangnya. Padahal, pacaran pun tidak menjamin kelanggengan pernikahan. Justru sebaliknya, kita lihat angka perceraian yang meningkat pesat.  Di dalam islam apabila ada dua orang yang saling mencintai karena Allah, insya Allah keduanya bakal nyambung dan saling mencintai, jadi tidak perlu mengenal melalui  proses pacaran.

Alasan berkenalan sebelum menikah itu klise. Remaja belum tentu siap menikah, karenanya pacaran hanya menjadi alasan untuk memuaskan nafsu syahwat. Wajar saja dalam pacaran terjadi zina. Pertemuan yang rutin menghasilkan kesempatan-kesempatan yang muncul secara acak atau lewat kesempatan yang terencana. Setan pasti akan selalu menyertai dua insan yang bukan mahram saat berdua-duaan. 

Rasulullah SAW bersabda : ‘’Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita, karena sesungguhnya setan menjadi yang ketiga diantara mereka berdua.’’(HR. Ahmad, Ibn HIbban, Al-Thabrani, Dan Al-Baihaqi).

Jadi jelas dalam islam itu tidak ada metode perkenalan melalui proses pacaran karena dalam pacaran ujung-ujungnya hanya akan menghasilkan perzinahan. Banyak sekali terjadi kasus yang dihasilkan dari pacaran yaitu banyaknya terjadi kehamilan instan yang tanpa melalui proses pernikahan. Dan sungguh miris hal demikian banyak terjadi karena pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan. Maka dari itu untuk mencegahnya dalam islam dianjurkan untuk berkenalan melalui proses ta’aruf.

Poin penting dari ta’aruf bukan untuk bermesraan, tapi lebih pada obrolan realistis tentang hal-hal yang kelak akan ditempuh berdua. Pihak yang mendampingi bisa orang tua, saudara, atau guru mengaji. Akan tetapi, yang lebih utama adalah pihak keluarga.

Dalam proses ta’aruf, kedua belah pihak juga harus jujur dalam menyampaikan hal yang dibahas dan ditanyakan. Jika tidak, akibatnya bisa sangat fatal. Selain itu, karena sifat dari ta’aruf ini interaktif maka tidak cukup hanya dengan menunjukkan foto dan biodata diri saja. Diperlukan beberapa kali pertemuan untuk membahas berbagai hal yang berkaitan dengan kedua pasangan yang sedang ta’aruf. Selama proses berlangsung, kedua belah pihak harus ada yang mendampingi agar tidak terjadi khalwat.

Author : A. sopyan

No comments:

Post a Comment