Pages

Nasehat Untuk Pengajar dan Pelajar

Kitab fikih amatlah sangat banyak akan tetapi manakah yang mudah difahami dan diakui yang dapat dijadikan rujukan dan pegangan untuk seorang penuntut ilmu / pelajar karena dalam beberapa buku terdapat ungkapan-ungkapan yang susah difahami sebagian pelajar dan apa yang utama yang seharusnya difahami seorang penuntut ilmu yang baru belajar?

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa sesungguhnya menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap muslimin dan muslimat terutama ilmu yang menjadi dasar tegaknya agama, lurusnya aqidah dan ibadahnya begitupula muamalahnya maka semua membutuhkan fiqih/pengetahuan agama.

Dan fiqih itu sebenarnya mudah, buku yang membahasnya pun amat banyak tetapi permasalahannya ada pada seorang pengajar yang dimana ia harus dapat menjelaskannya kepada para muridnya ilmu yang terkandung dalam buku-buku fikih sesuai yang diharapkan.

Pengajar seharusnya mengerti dan menguasai terlebih dahulu ilmunya sehingga dapat menjelaskan apa yang terkandung dalam buku-buku tersebut dari kebaikan didalamnya, hidayah dan ilmu karena sesungguhnya "Orang yang tidak punya tidak dapat memberi" maka seorang pelajar, pemula dan orang yang bodoh tidak layak jadi seorang pengajar karena dia sendiri membutuhkan orang yang dapat mengajarinya.

Begitupula, seseorang tidak dapat mencukupi diri hanya dengan membaca buku saja, menghafal saja, tidak cukup karena buku-buku ini hanya perantara maka yang seharusnya, dia mengambil ilmu langsung dari para ulama karena Rasulullah s.a.w bersabda : "Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para nabi" HR. Tirmidzi disahihkan oleh Al-Albani. dan Allah s.w.t berfirman : "Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka (orang-orang mukmin) untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka dapat menjaga diri" QS. At-taubah : 122.

"Memberi peringatan" dilakukan setelah mengetahui ilmunya, dan memahami hukum agama adapun buku-buku yang sangat beragam, ada yang memberi pembahasan yang luas dan buku-buku itu untuk orang yang sudah berilmu serta ilmunya sudah menancap kuat dalam hatinya. Adapula buku untuk kalangan menengah, dan ini untuk ilmunya yang sedang dan adapula buku yang ringkas, untuk orang yang baru belajar dimana buku-buku ringkasan adalah tempat masuknya ilmu dan setiap cabang ilmu ada ringkasannya, fikih, musthalah, hadists, tafsir begitupula ilmu faroid, ringkasan adalah kunci masuknya berbagai ilmu.

Maka seorang pelajar tidak membaca buku-buku besar, atau membahas keabsahan hadists, akan tetapi seperti dikatakan orang, memulainya dari "nol" yaitu dari belajar huruf alif, ba.. sampai terbuka pintu ilmu untuknya kemudian meningkat sedikit-demi sedikit pengetahuannya sesuai petunjuk para ulama sampai terbentuk untuknya hasil yang bagus dan dapat berpegang padanya.

Dan ilmu itu tidak ada batasan akhirnya dimana seseorang tidak bisa mengatakan "Aku sudah selesai mencari ilmu" sedangkan pemahaman orang itu berbeda-beda akan tetapi sebagaimana Nabi s.a.w bersabda : "Berusahalah berbuat benar dan mendekat kepada kebenaran" HR. Bukhari.

Maka seorang penuntut ilmu itu akan semakin meningkat pengetahuannya sesuai petunjuk ulama dan ilmu itu tidak dapat diambil dalam sekali hentakan, akan tetapi sedikit demi sedikit dan meningkat, maka itulah cara yang benar dalam belajar.

Apabila pelajar itu dari sekolah formal, maka wajib baginya membaca buku-buku sesuai kurikulum sekolah pada tingkatannya akan tetapi jika bukan sekolah formal seperti halaqoh di masjid maka bagi orang ini harus mengikuti apa yang telah diarahkan oleh syeikh atau pengajarnya dan sebagaimana dijelaskan diatas bahwa seorang pengajar tidak boleh mengarahkan muridnya yang baru belajar kepada ilmu yang rumit, luas pembahasannya, dan tentang khilaf ulama akan tetapi meningkat sedikit-demi sedikit sampai benar-benar menguasai dan mempunyai pengetahuan, yang dapat bergantung padanya dan menjadi pondasi baginya.

Sebagaimana tafsir dari firman Allah s.w.t : "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya" QS. Ali Imron : 79

Rabbaniyin atau rabbaniyun adalah mereka mendidik anak-anak ilmu hingga dewasanya. Maka seperti inilah seorang pengajar harusnya mendidik para muridnya.

Kita melihat pada saat ini, seseorang muncul tiba-tiba ditengah manusia yang sebelumnya kita kenal sebagai awam, tiba-tiba menjadi ahli hadits, menjadi ahli fiqih, padahal dia tidak mempunyai pengetahuan padahal ia hanya membaca satu-dua buku dan itupun belum sepenuhnya difahami isinya sudah mengira dirinya adalah orang pintar maka dia sudah mencelakai dirinya sendiri dan orang lain karena dia belum menempuh jalan yang benar dalam belajar.

Dikutip dari Syeikh DR.Shoolih bin fauzan al fauzan.

Author : Jamaluddin