Pages

Sejarah Berdirinya Ilmu Komunikasi

Materi pada artikel sebelumnya yaitu tentang psikologi sosial membawa kita kepada pembahasan tentang psikologi komunikasi. Seperti biasa, sebelum kita mengenal lebih jauh mengenai ilmu komunikasi, alangkah baiknya jika kita juga mempelajari sejarahnya.

Sejarah akan membuka pengetahuan dan wawasan kita akan suatu hal. Sehingga diharapkan dengan sejarah, maka ketertarikan kita akan hal tersebut akan semakin meningkat.

Jejak ilmu komunikasi dapat ditelusuri sejak masa Yunani kuno. Akan tetapi jika dilihat sebagai sebuah disiplin ilmu, ilmu komunikasi sebenarnya baru berdiri sesudah perang dunia II. Riset-riset yang dilakukan antara tahun 1930-an s/d 1950-an merupakan kajian psikologi, politik, dan sosiologi yang banyak menyinggung komunikasi. Selanjutnya riset-riset ini banyak sekali menyumbang bagi terbentuknya disiplin ilmu komunikasi.

Dalam sejarah perkembangannya, ilmu komunikasi banyak sekali dibesarkan oleh para peneliti psikologi. Hal ini tidak mengherankan mengingat objek kajian penelitiannya sama, yaitu perilaku sosial. Wilbur Schramm (1981)mengidentifikasi ada empat “Bapak Studi Komunikasi”, yaitu : Paul Lazarsfeld, Kurt Lewin, Harold Lasswell, dan Carl Hovland. Diantara ke empatnya, hanya Harold Lasswell yang bukan merupakan ahli psikologi, ia adalah ilmuwan politik. Ke empat orang tersebut adalah ilmuwan yang amat banyak menyumbangkan penelitian dan tulisan penting pada tahun 1930-an hingga 1950-an, saat komunikasi sebagai bidang ilmu tersendiri mulai bangkit di Amerika Serikat.

Berikut riwayat tokoh studi komunikasi yang patut kita ketahui :

1. Kurt Lewin (1890-1947).

Kurt Lewin adalah ilmuwan Jerman yang bermigrasi ke Amerika Serikat pada awal 1930-an karena melarikan diri dari rezim Nazi Hitler. Ia seorang ahli psikologi eksperimental terkenal dari universitas Berlin. Lewin adalah imuwan yang mengawinkan riset psikologi sosial dasar dan terapan. Ia seorang ahli psikologi dinamika kelompok. Ia adalah pionir dalam kajian komunikasi kelompok. 

Lewin memperoleh gelar doktornya dalam asuhan Kohler dan Wertheimer, tokoh-tokoh psikologi Gestalt. Psikologi Gestalt menekankan kekuatan konteks atau makna keseluruhan.

2. Paul Lazarsfeld (1901-1976).

Adalah psikolog imigran dari Viena yang banyak dipengaruhi pemikiran “Bapak Psikoanalisis” Sigmund Freud. Namun, keahliannya bukan hanya dalam bidang psikologi sosial. Ia juga ahli Matematika dan pada akhir hidupnya menyebut dirinya sebagai Sosiolog.

Sumbangan Lazarsfeld sangat besar dalam studi komunikasi massa, khususnya efek media massa. Ia mengepalai biro penelitian Sosial Terapan di Columbia University, yang menurut Schramm (1981) merupakan organisasi yang paling berpengaruh dalam riset komunikasi didunia.

3. Carl Hovland (1912-1961).

Carl Hovland adalah seorang ahli psikologi eksperimental. Pada tahun 1930-an dan 1940-an, ia adalah salah satu dari sejumlah ilmuwan sosial Amerika yang terpenting yang mengadakan riset komunikasi. Hovland memperkenalkan tradisi penelitian tingkatan mikro mengenai perubahan sikap individu. Kajian studinya adalah tentang persuasi. Persuasi secara esensial perpadanan dengan perubahan sikap. Jika Lazarsfeld tercatat berpengaruh pada kajian komunikasi massa, Hovland banyak menyumbang pada subdisiplin komunikasi interpersonal.

Pada tahun 1930-an, riset-riset yang populer pada saat itu adalah efek film bagi anak-anak, propaganda dan persuasi, serta dinamika kelompok yang semuanya adalah riset-riset psikologi sosial. Hal ini semakin menegaskan bahwa kajian psikologi yang banyak menyumbang bagi ilmu komunikasi adalah psikologi sosial dimana pada masa perang dunia II kajian-kajian tersebut sangat dibutuhkan.

Walaupun demikian, komunikasi bukanlah bagian dari disiplin psikologi. Sebagai sebuah disiplin ilmu, komunikasi menembus banyak disiplin ilmu lainnya. Sebagai suatu gejala perilaku, komunikasi dipelajari berbagai macam disiplin ilmu antara lain sosiologi dan psikologi. Komunikasi menjadi topik penelitian berbagai kajian untuk melihat perilaku sosial atau masyarakat, tidak terbatas pada satu atau dua disiplin ilmu saja.

Author : Siswanto

No comments:

Post a Comment