Pages

Semua akan Ciee-ciee..pada waktunya !

Bismillah…

Assalamualaikum sahabat..

Minggu lalu, ketika saya iseng buka beranda facebook, scroll mouse saya berhenti di sebuah tulisan. Dari judulnya saja sudah menarik perhatian. Mungkin bisa dibilang Unik “semua akan cie cie pada waktunya”. Kira kira seperti dibawah ini tulisannya, tapi sedikit saya rangkum dan saya rewrite kembali.

Begini lho…

Bahwa laki laki lebih menguasai hal-hal global daripada perempuan. Tapi perempuan kebalikannya dari laki laki. Mereka lebih menguasai dan peka terhadap hal-hal rinci. Tidak heran pemikiran laki-laki lebih global, simple, meluas dan tepat dibanding perempuan. Perempuan terkadang lebih fokus pada furu’ mufashshalah (cabang-cabang rinci). Yang bahkan terkadang menurut laki laki hal rinci itu tidak begitu penting. Sebagai contoh , ketika berada dikajian majelis ilmu, biasanya laki laki mendengarkan ustadznya sambil menata mind-mapping global. Rincianya tidak begitu penting. Ego dan rasa ‘keperkasaan’ mereka akan berkata, “Ah, mikirin rinciannya juga bisa tanpa di-talqin”. Beda dengan perempuan, mendengarkan ustadznya, sambil banyak mencatat. Satu lembar, 2 lembar sampai beberapa lembar mencatat. Setelah itu ya sudah. Jika dibandingkan dengan laki laki, tetap saja laki laki akan lebih unggul. Karena laki laki lebih menguasai ushul. Sedangkan perempuan lebih menguasai furu’. Itu mengapa mereka (laki-laki) yang lebih menguasai ushul layak menjadi pemimpin.

Berbicara tentang kepemimpinan, tahukah jika laki-laki itu exist di pertama. Dia bisa berfoya dengan kemegahan. Tapi semegah-megahnya bujang dan jomblo, kalau belum beristri, maka kemegahannya ghayru mu'tabar (tidak teranggap). Malah dunia akan tertawa kalau seorang bujang sudah mapan tapi belum mau beristri. Mencari ilmu pun tidak. Ini abnormal. Perlu dipertanyakan dosis kelelakiannya. Coba tengok kisah Nabi Adam.

Nabi Adam alaihissalam, awalnya tinggalnya di surga. SURGA! SURGA! Apa sih yang tak enak di Surga? Enak semua, bro! Apa-apa asseeek. Tapi semegah-megahnya taraf hidup beliau di Surga, tetap saja beliau, suatu kala merasa murung. Ada yang kurang. Ada fitrah yang belum dilengkapi. Ada relung jiwa yang belum diisi. Perempuan. Ah, itu dia. Hidup laki-laki sehebat apapun tetap saja dependant (tergantung) pada makhluk bernama 'perempuan'. Maka, Allah berikan pasangan buat Nabi Adam. Yaitu Hawa.

Tapi memang sudah lazimnya. Ujian mesti ada. Susah seneng, suka duka tetap saja ada ujiannya. Nabi Adam meminta perempuan, namun kemudian dengan nyalah beliau jatuh ke bumi, Ke dasar cobaan yang ada. Ya, jangan mengira after-marriage itu ketemunya Surga saja. Salah besar. Ujiannya banyak. Kegalauannya malah lebih banyak, lebih rutin dan lebih tinggi intensitasnya dibandingkan kegalauan bujang.

Tapi tentu saja penyembuhnya lebih available dibandingkan bujang. Semua itu kalau di-manage sesuai syariah, insya Allah pahalanya besar. Dan dari semua kegalauan, baik sektor ekonomi, sosial, dan psikologi, ternyata laki-laki sangat matching untuk menghadapinya bersama perempuan. Tidak bisa hanya satu. Harus berdua. Kenapa? Karena laki-laki lebih menguasai ushul, sedangkan perempuan lebih menguasai furu'.

Laki laki (suami) lebih mampu mencari lebih banyak uang dan memang sudah keharusannya dan perempuan (istri) yang memanagenya. Masalah hal-hal rinci akan lebih mudah di-manage oleh istri. Jika laki-laki yang handle, istri bisa terzhalimi. Rumah tangga bisa rapuh. Sudahlah, biar ditangani istri. Belanja bulanan, istri cari semua barang di semua rak supermarket, suami cuma cari satu: bangku. Hehe.

Dari sektor sosial, laki laki lebih cuek terhadap hal hal rinci apalagi menyangkut hal rinci orang lain. Beda dengan perempuan, tensi ghibahnya lebih besar dari laki-laki. Seorang istri lebih bisa dijadikan untuk urusan sosial. Contohnya Arisan, Ibu PKK, sampai ‘ngerumpi di gerobak sayur’ ala emak-emak. Tentu saja aneh jika hal itu dilakukan oleh laki-laki.

Dari sektor psikologi: laki-laki dengan keperkasaannya akan rapuh tanpa perempuan dan bisa mudah rapuh karena perempuan. Perempuan dengan kelembutannya bisa menjadi pejuang gigih karena laki-laki. Berjuang sabar, tekun, baik-baik dan... Semua akan cie cie pada waktunya...

Siapapun dari sesiapa punya harapan tentang siapa, namun siap-siaplah. Jangan sampai hanya berharap tanpa bekal dan perjuangan. Semakin besar perjuanganmu dan kesabaranmu, menunjukkan semakin menghargai harapanmu sendiri dan menghargai dia yang di harapkan. Iya, menghargai dia, yang di harapkan. Barangsiapa yang menghargai, ia akan dihargai.Tetaplah (laki-laki) menjadi pemimpin. Tetaplah (perempuan) menjadi sandaran pemimpin.

Saat kamu datang ke undangan "fulan vs fulanah", mereka akan bertanya 'kapan kamu nyusul'. Sakitnya tuh di sana sini.Heheh. Sedang asik ngobrol dengan temen-temen, mulai ada yang membahas topik begitu, 'kamu kapan?' Sakitnya tuh di perasaan. Lihat pasangan gandengan. Lalu, karena tak ada yang bertanya, akhirnya diri sendiri yang bertanya, 'saya kapan?'Kalau mengingat pertanyaan 'kamu kapan?''kamu kapan?' 'kamu kapan?', rasanya sendi-sendi begitu sakit. Memang, sendi-sendi biasanya sakit karena sendirian.

Tapi percayalah, kamu tak perlu banyak kirim biodata, cukup perbaiki diri, kirim proposal kepada Allah setiap selesai shalat dan setiap 1/3 malam terakhir, jaga diri, pantaskan diri dan tawakkal, maka: "Semua Akan Cie Cie Pada Waktunya"

(Ustadz Hasan Al-Jaizy,Lc)

Author : Rahmalia