Pages

Celah Syaitan

Mereka Syaitan menyimpangkan manusia dengan 2 fitnah yaitu fitnah syahwat dan syubhat. Allah telah menurunkan Al Qur'an serta diutusnya rasul-rasul sehingga jelaslah jalan yang lurus yaitu jalan yang benar-benar jelas, yaitu jalan dimana kita mengetahui mana yang benar dan salah.

Mereka syaitan tidak menginginkan manusia berada dijalan tersebut sehingga mereka menyimpangkan manusia kearah kiri dengan syahwat dan kearah kanan dengan syubhat. Mereka berusaha agar supaya manusia tidak menelusuri jalan tengah yaitu jalan yang lurus atau berada digaris lurus. Namun usaha syaitan tersebut akan sia-sia terhadap manusia-manusia yang bertaqwa, taat menjalankan petunjuk Allah, mereka ikhlas menjalankan agamanya, tidak pernah menoleh kebelakang, tidak menghiraukan apa-apa yang menghalangi jalannya terhadap kebenaran serta beristiqamah dijalannya.

Sifat manusia adalah mencintai syahwat yaitu Wanita, anak-anak, perhiasan, kendaraan, hewan-hewan ternak, ladang. Jika manusia lebih taat kepada hal-hal tersebut daripada mentaati Allah dan rasulnya, maka sesungguhnya ia telah menyimpang kearah kiri daripada jalan yang lurus.

Fitnah terbesar bagi ummat ini adalah fitnah dari wanita. Wanita bisa menjadi fitnah terbesar bagi ummat manusia. Syaitan sering kali menjerumuskan manusia kedalam fitnah syahwat dengan perangai wanita. Namun disisi lain meskipun wanita menjadi ujian terberat ummat, akan tetapi apabila wanita itu bertaqwa, maka ia akan menjadi sebaik-baiknya perhiasan dunia, yang harus dijaga dan dilindungi dengan sebaik-baiknya.

Wanita Allah ciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Jika kita hendak meluruskannya niscaya ia akan patah dan jika kita membiarkannya niscaya ia tetap bengkok. Pada hakikatnya wanita itu memang berbeda dengan laki-laki dimana Allah jadikan bagi laki-laki akal yang lurus sedangkan wanita lebih cenderung bengkot. Namun justru disitulah kesempurnaan wanita, mereka manja, kadang seperti kekanak-kanakan, cemburuan dan memang begitulah kesempurnaan wanita karena jika tidak demikian maka tidaklah ia disebut wanita. Apa jadinya jika sikap wanita itu selalu benar, tepat, bijaksana, tegas? jelas laki-laki tidak akan pernah nyaman bersama seorang wanita.

Maka janganlah menyalahkan wanita karena sifat dan perilaku mereka. Hendaknya seorang laki-laki berbuat baik kepada seorang wanita dan hendaknya seorang laki-laki membengkokan dirinya terhadap wanita. Seorang wanita tidak mungkin menjadi bijaksana, tegas, tegar dan lainnya sehingga laki-laki Allah ciptakan dengan akal yang lurus juga mampu menyesuaikan dirinya. Maka laki-laki yang baik, ia akan mampu berlaku manja, cemburu, terkadang merendahkan dirinya untuk menyenangkan seorang wanita atau istrinya.

Diantara fitnah syubhat adalah kekufuran, kemunafikan, melakukan bid'ah dan mengikuti hawa nafsu yang terjadi diantara manusia. Inilah fitnah yang cenderung kita tidak menyadari akan kehadirannya dalam diri kita.

Katakanlah : Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya”. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya perbuatan. Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Rabb mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Allah, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat." (QS Al-Kahfi : 103-105)

Dan kita menyadari bahwa saat ini fitnah syubhat sudah merasuk kedalam ummat dengan perpecahan, fanatisme kelompok hingga disebutkan nabi akan terbagi menjadi 73 kelompok dan menjadi peringatan keras bagi ummat, bahwa seluruh kelompok tersebut akan berada di neraka kecuali satu kelompok saja, yaitu kelompok yang berada diatas apa yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya ada padanya.

Itulah jalan yang lurus, manhaj nya salafus shalih, jalannya generasi terbaik ummat dimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“Sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada masaku, kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya, kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya.” HR. Bukhari (2652), Muslim (2533)

Allah berfirman : Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin. Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (An-Nisa : 115)

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah : 100)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari Ahlul Kitab telah berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Sesungguhnya (ummat) agama ini (Islam) akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, tujuh puluh dua golongan tempatnya di dalam Neraka dan hanya satu golongan di dalam Surga, yaitu al-Jama’ah.”

Shahih, HR. Abu Dawud (no. 4597), Ahmad (IV/102), al-Hakim (I/128), ad-Darimi (II/241), al-Ajurri dalam asy-Syarii’ah, al-Lalikai dalam as-Sunnah (I/113 no. 150). Dishahihkan oleh al-Hakim dan disepakati oleh Imam adz-Dzahabi dari Mu’a-wiyah bin Abi Sufyan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan hadits ini shahih masyhur. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani. Lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 203-204)

“Semua golongan tersebut tempatnya di Neraka, kecuali satu (yaitu) yang aku dan para Sahabatku berjalan di atasnya.” 

Hasan, HR. At-Tirmidzi (no. 2641) dan al-Hakim (I/129) dari Sahabat ‘Abdullah bin ‘Amr, dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahiihul Jaami’ (no. 5343)

“Barang siapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku maka ia akan melihat perselisihan yang banyak, oleh sebab itu wajib bagi kalian berpegang dengan sunnahku dan Sunnah Khulafaaur Rasyidin (para khalifah) yang mendapat petunjuk sepeninggalku, pegang teguh Sunnah itu, dan gigitlah dia dengan geraham-geraham, dan hendaklah kalian hati-hati dari perkara-perkara baru (dalam agama) karena sesungguhnya setiap perkara baru adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat” 

Shahih, HR. Abu Daud (4607), Tirmidzi (2676), dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ (1184, 2549)

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, juga pernah berkata :

“Barang siapa di antara kalian ingin mncontoh, maka hendaklah mencontoh orang yang telah wafat, yaitu para Shahabat Rasulullah, karena orang yang masih hidup tidak akan aman dari fitnah, Adapun mereka yang telah wafat, merekalah para Sahabat Rasulullah, mereka adalah ummat yang terbaik saat itu, mereka paling baik hatinya, paling dalam ilmunya, paling baik keadaannya. Mereka adalah kaum yang dipilih Allah untuk menemani Nabi-Nya, dan menegakkan agama-Nya, maka kenalilah keutamaan mereka, dan ikutilah jejak mereka, karena sesungguhnya mereka berada di atas jalan yang lurus.” 

Jami’ul Bayan Al-ilmi Wa Fadhlihi (2/97)