Pages

Relationship

Yanti dan Riska adalah dua orang sahabat yang tidak terpisahkan, dimana ada Yanti pasti disitu ada Riska. Begitu dekatnya sampai-sampai teman-temannya bilang satu paket. Yanti berfikir Riska adalah sahabat sejatinya, tidak ada apapun yang dapat memisahkan mereka apapun yang terjadi, begitu pun Riska. Akan tetapi malang tak dapat di tolak untung tak dapat di raih, persahabatan yang sudah mereka bangun sejak SMP hancur tanpa bekas oleh sebuah pengkhianatan, setidaknya itu yang dirasakan oleh Yanti. Riska, sahabat karibnya, orang yang sudah dianggap saudara sendiri ternyata tega merebut kekasihnya. Baskoro, yang sudah berpacaran dengan Yanti selama kurang lebih 2 tahun memutuskannya dan memilih jalan dan menikah dengan Riska. Hancur hati Yanti saat itu, selama ini ia rela berbagi apaun dengan Riska sahabatnya, tapi tidak untuk yang ini. Rasa saling memiliki, saling berbagi yang selama ini terus bersemi seketika berubah menjadi benci tiada tepi…

Sebuah contoh dalam kehidupan, mungkin cerita di atas hanya cerita fiktif akan tetapi mungkin juga di antara kita ada yang pernah mengalaminya.

Sebuah hubungan baik itu pacaran, persahabatan, kekeluargaan atau apapun itu tidak akan lepas dari yang namanya masalah. Masalah yang memiliki potensi untuk memutuskan hubungan tersebut. Hubungan dalam keluargapun yang note bene kita sudah saling kenal seumur hidup kita, tidak akan pernah lepas dari masalah. Apalagi hubungan-hubungan dengan orang lain yang ibaratnya hanya baru kemarin sore kita saling kenal.

Jika dalam suatu hubungan hanya masalah saja yang akan di temui, lalu untuk apa kita saling berhubungan dengan orang lain ?, apa untungnya kita memiliki teman, saudara, ataupun sahabat jika demikian ? 

Justru disinilah hikmahnya, sebagai makhluk sosial kita tidak akan dapat hidup tanpa orang lain. Kebutuhan-kebutuhan kita tidak hanya dapat kita penuhi sendiri, hak-hak kita sebagai manusia akan selalu berbenturan dengan hak-hak orang lain. Dan kita akan berbenturan dengan dorongan sisi psikologis kita untuk saling berbagi, berkomunikasi dan bersosialisasi. Tanpa orang lain, kita akan sakit, menderita dan bahkan mungkin bisa gila.

Sebagai makhluk beragama, yang memiliki keyakinan dan berakidah kita terikat oleh aturan-aturan agama yang kita yakini dan harus di ikuti.

Sebagai seorang Muslim, selain harus berhubungan dangan Allah SWT, kita juga di haruskan berhubungan dengan sesama. Adab-adab dalam bergaul pun harus mengikuti koridor yang dibenarkan oleh Islam. Jadi jelas, menjalin hubungan dengan sesama selain sebuah keharusan, juga merupakan sebuah kebutuhan.

Didalam setiap sendi kehidupan, masalah adalah sesuatu yang biasa. Tidak ada satupun gerak langkah kita dalam kehidupan yang tidak ada masalah. Karena dari masalah lah kualitas kita sebagai manusia akan teruji.

Artinya :
“ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS.Al-Baqarah : 155)

Tidak terkecuali dalam menjalin hubungan, setiap masalah yang muncul adalah sebuah ujian untuk kualitas kita, juga kualitas hubungan sosial kita. Yang menentukan bukan masalah apa yang sedang terjadi, tapi reaksi apa yang kita lakukan terhadap masalah tersebut. Jika sebuah masalah di respon dengan amarah, maka InsyaAllah perpecahan yang akan menjadi hasilnya. Tapi jika kesabaran yang digunakan, InsyaAllah hubungan sosial kita akan jauh lebih baik.

Jadi percayalah, kita tidak akan pernah rugi jika hubungan kita dengan teman, saudara atau siapapun dijalani sesuai jalan yang lurus, jalan yang di ridhoi Allah swt. Sebagai bahan renungan, mari kita baca Qs.Al-‘Asr : 1-3 berikut :
Artinya :

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” 

Wallahu’alam bissawab…

Author : Sentot