Pages

Hakikat Ikhlas

Seseorang berkata : "Ya Tuhanku, janganlah engkau menyiksaku karena saya telah mengakui segala perbuatanku. Betapa terhinanya aku dihadapan manusia akan tetapi engkau selalu memiliki nikmat dan kebaikan untukku. Orang mengiraku baik padahal aku adalah manusia terburuk jika tanpa ampunan-Mu."

Betapa banyak yang menyerukan untuk mengingat Allah sedangkan ia sendiri melupakan Allah. Betapa banyak yang menyerukan untuk takut kepada Allah akan tetapi ia sendiri lancang kepada Allah. Betapa banyak yang membaca kitab Allah akan tetapi ia sendiri jauh dari ayat-ayat Allah. Betapa banyak yang menyerukan untuk dekat dengan Allah akan tetapi ia sendiri jauh dari Allah.

Rasulullah bersabda dari Ka'ab bin malik r.a. : "Barang siapa yang menuntut ilmu untuk menyaingi ulama atau untuk mendebat orang-orang bodoh untuk merendahkannya atau untuk memalingkan wajah manusia kepadanya maka tempatnya di Neraka" (Tirmidzi 3/32 no.2654)

Maka Ikhlas adalah rahasia diterimanya amal bahkan rahasia agar Allah membuka hati manusia menerima seruan da'i. Lalu apa itu Ikhlas ?

Ikhlas adalah pemurnian amal. Sama halnya amal itu lahir maupun batin. Perbuatan anggota badan atau aktifitas hati. Pemurnian amal dengan niat baik dari segala bentuk kesyirikan.

Allah berfirman : "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam agama yang lurus" (Al Bayyin : 5)

"Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholeh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam ibadah kepada Tuhannya." (Al Kahfi : 110)

Dari Abu Hurairah r.a. : Aku telah mendengar Rasulullah Shollallahu'alaihi wassalam bersabda: "Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya : 'Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Ia menjawab : 'Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.' Allah berfirman : 'Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka. 

Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al-Qur-an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya: 'Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?' Ia menjawab: 'Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca al-Qur-an hanyalah karena engkau.' Allah berkata : 'Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang 'alim (yang berilmu) dan engkau membaca al-Qur-an supaya dikatakan seorang qari' (pembaca al-Qur-an yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka. 

Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). Allah bertanya : 'Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Dia menjawab : 'Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.' Allah berfirman : 'Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka." (HR Muslim)

Coba bayangkan bahwa seorang alim, kemudian orang yang membaca Al Qur'an dan seorang yang terbunuh di medan perang serta orang yang menginfaqan hartanya yang diberikan Allah kepadanya akan tetapi setelah itu mereka kemudian diseret wajahnya sampai dilemparkan kedalam neraka. Mengapa demikian ?

"Wahai orang-orang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?. Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan." (Ash Shaf : 1-2)

Maka hendaklah setiap pribadi bertanya pada dirinya sendiri. Mengapa aku menuntut ilmu? Untuk siapa aku menuntut ilmu? Apakah karena Allah atau karena golonganku? Apakah untuk tujuanku, atau untuk diriku sendiri, atau bahkan untuk hawa nafsuku saja? Apakah karena kedudukan? atau karena harta yang pasti sirna?

Bertanyalah pada dirimu! Kenapa saya datang ? Kenapa saya masuk? Kenapa saya keluar? Kenapa saya duduk? Kenapa saya berdiri? Kenapa saya marah? Kenapa saya tersenyum? Kenapa saya memberi? Kenapa saya menolak? Kenapa saya mendukung? Kenapa saya memusuhi? dan hendaklah setiap insan menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini pada dirinya.

Ini sangatlah penting, terkadang sebuah amal dipandang manusia sangat agung akan tetapi disisi Allah sangatlah hina, tidak ada nilainya. Dan terkadang sebuah amal yang dipandang manusia sangat hina akan tetapi disisi Allah sangat mulia. Sebab pelakunya melakukannya karena mengharap wajah Allah subhanahu wata'ala.