Pages

Fenomena Kepemimpinan

Jika kita melihat lingkungan sosial di sekitar kita, akan terlihat fenomena menarik tentang kepemimpinan, terutama didalam kepemimpinan pemerintahan. Tanggapan tentang pemimpin-pemimpin dalam pemerintahan sebagian besar berisi kritikan-kritikan, hujatan-hujatan bahkan tidak sedikit yang berisi hinaan dan cacian. 

Sebagian orang beranggapan bahwa para pemimpin yang berwenang saat ini adalah pemimpin-pemimpin yang salah, tidak bertanggung jawab, korup, menyengsarakan rakyat dan berbagai macam tuduhan negatif lainnya. Sebagian umat Islam merasa kecewa karena suatu daerah dipimpim oleh nonmuslim. Isu-isu konspirasi merebak dimana-mana, bentrokan masyarakat terjadi di beberapa daerah. Sosial media menjadi sarana mewabahnya informasi- informasi yang belum tentu teruji derajat kesahihannya. Informasi-informasi yang beredar tidak jarang mengandung pesan-pesan provokasi yang berbahaya bagi masyarakat.

Selanjutnya pertanyaan yang muncul adalah “betulkah para pemimpin negeri ini tidak memiliki kompetensi yang memadai untuk memegang tanggung jawab ini ?, ataukah karena sudah begitu besarkah masalah yang di hadapi pemerintah saat ini ?, lalu jika semuanya benar, apa sekiranya yang dapat menjadi solusi untuk segala permasalahan ini ?”.

Disatu sisi, negeri ini memang sedang menghadapi masalah perekonomian yang luar biasa pelik. Krisis global yang dihadapi negara-negara maju berdampak pula bagi negeri kita tercinta ini. Krisis moral dalam masyarakat juga menjadi penambah beban bagi pemerintah saat ini.

Namun disisi lain, masalah-masalah tersebut di atas juga dapat menjadi indikator jika roda pemerintahan belum berjalan sebagaimana mestinya. Pemerintah belum dapat memberikan rasa tenang bagi masyarakatnya. Hal ini dapat dilihat dari bebasnya informasi-informasi provokatif berlalu lalang di masyarakat. Keadilan para pemimpinpun dapat dipertanyakan saat kita mendengar ataupun melihat bentrokan-bentrokan yang terjadi di beberapa daerah. Krisis moral yang dihadapi msayarakat menandakan kurangnya ketegasan dari pemerintah. Jika masalah-masalah tersebut dapat dijadikan indikator untuk menilai kepemimpinan yang buruk, lalu adakah indikator paling mudah untuk menilai suatu kepemimpinan yang baik ?

Bagi seorang muslim, sangatlah mudah untuk mengidentifikasi baik buruknya seorang pemimpin. Sikap masyarakat atau rakyat terhadap pemimpin nya dapat menjadi indikator dasar untuk menilai baik buruknya seorang pemimpin. Karena menurut Islam, seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang di cintai oleh rakyatnya. Secara logis ini sangat masuk akal sekali, karena kecintaan rakyat terhadap pemimpinnya adalah merupakan suatu akibat. Sebuah timbal balik atas apa yang telah diberikan oleh sang pemimpin. Jika seorang pemimpin menjalankan kepemimpinannya secara benar, dan mempu memberikan rasa keadilan, ketentraman dan ketegasan bagi rakyatnya maka secara otomatis rakyat akan mendukung dan mencintainya. Hadits di bawah ini dapat menjadi bahan renungan buat kita bersama :

Dari 'Auf Ibn Malik, berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:

“Sebaik-baiknya pemimpin kalian ialah orang-orang yang kalian mencintai mereka dan mereka pun mencintai kalian, juga yang kalian mendoakan kebaikan untuk mereka dan mereka pun mendoakan kebaikan untuk kalian. Sedangkan seburuk-buruk pemimpin kalian ialah orang-orang yang kalian membenci mereka dan mereka pun membenci kalian, juga yang kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian.”

Lalu bagaimanakah caranya menciptakan seorang pemimpin yang memiliki kompetensi yang memadai untuk memimpin rakyatnya ? 

Bagi kita masyarakat kecil yang tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk melakukan perubahan besar, berdo’a dan memperbaiki diri adalah yang terpenting. Karena pada dasarnya, hanya Allah SWT lah yang mengangkat seorang pemimpin bagi suatu kaum. Dan baiknya, kita selalu berbaik sangka terhadap semua ketentuan Allah swt yang sudah terjadi. Kita juga harus selalu berpandangan positif bahwa tidak mungkin Allah menurunkan seorang pemimpin yang buruk terhadap suatu kaum yang selalu taat kepada-NYA. Wallahu’alam bissawab.

Note :
Tulisan ini hanyalah opini penulis semata, pandangan-pandangan didalamnya hanyalah pandangan subjektif belaka sehingga diperlukan kebijakan pembaca dalam memahaminya. Saran dan kritik pembaca adalah masukan yang Insya Allah akan sangat bermanfaat sekali bagi penulis. Terima kasih.

Author : Sentot

No comments:

Post a Comment