Pages

Aku ingin Move on..! Karena Tiada Beban Tanpa Pundak

Sahabatku, pernahkah kita mengeluh saat menghadapi masalah yang tak tertanggungkan, putus asa saat masalah bertubi-tubi menyapa diri hingga hampir tak ada ruang untuk lari dari jeratannya..? bingung, bersedih hati memelas dengan berkata “Ya Allah mengapa hidup ini begitu melelahkan.. aku capek menghadapi semua ini..?”. Dan bahkan baper (baca: Bawa Perasaan/sensi), termehek-mehek melankolis melihat sang mantan yang telah lebih dulu move on dan bahagia dengan yang lain,sementara kita gini-gini aja..? Merasa lelah saat jodoh tak kunjung datang.. padahal hati senantiasa dilatih untuk bersabar dalam penantian..? merasa Allah tak sayang kepada kita, lalu melontarkan protes “Ya Allah, aku lelah menanti jodoh pilihanMu,kapan Engkau kirimkan Dia untukku..?”  

Lalu apa yang kita lakukan untuk menghadapi semuanya? Curhat sama temen..? atau curhat di media sosial dengan cara bikin status yang menyedihkan..? Hasilnya.. lega sesaat, tp setelah itu...?

Lalu, mengapa ngga curhat dengan Yang Maha Tahu, yang bisa memberi solusi atas setiap permasalahan yang ada..? Karena Janjinya kekal,..Setelah kesulitan, pasti ada kemudahan..  Allah Tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan kita.. Tidak akan ada beban kalau kita tidak mempunyai pundak yang kokoh untuk bisa memikul.  

“Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku...” (QS.Yusuf [12]:86)

Ada orang-orang yang ketika punya masalah, ditimpa ujian, atau menghadapi musibah, hidupnya terus dirundung duka dan kesedihan. Sebagian dari mereka kemudian bisa bangkit dari masalah-masalahnya, menatap kembali hidup dan meneruskan optimisme. Tapi, ada juga yang tetap hidup dalam kesedihan dan keterpurukan,hari-harinya penuh kegalauan daan tangisan.

Bagaimana agar kita bisa move on dari masalah yang menyakitkan dan susah dilupakan? Ada 3 langkah besar yang harus kamu lakukan...

  • Jadikan Kegagalan Sebagai Lompatan Kebaikan

Merenungkan masalah adalah hal yang wajar, selama tidak terus menerus meratapi. Mengapa ujian ini harus menimpa kita? Mengapa masalah tak pernah menjauh dari kita? Jangan menyalahkan siapapun untuk setiap masalah, ujian, kegagalan, keterpurukan yang menimpa diri kita. Mungkin kita sendiri yang menciptakan masalah-masalah itu. Tanyakan kepada hati kita, sejauh mana kita dekat dengan Allah? Sehebat apa kita menyandarkan hidup ini dalam cinta dan kasih sayang Allah?
Jadikan masalah yang kita hadapi sebagai lompatan kebaikan. Jangan hidup dalam keterpurukan, bangkitlah dari zona gagal move on alias susah bangkit. Ingat-ingat saja, melalui masalah dan ujian yang menimpa kita, Allah ingin menjadikan kita semakin kuat dalam menghadapi hidup.

Seorang bijak pernah berkata, : “ Allah puts people in your life for a reason. And Removes  them for a better reason, just trust in Allah”.

  • Pasrah dan berserah diri

Memang tidak mudah untuk menerima kenyataan ketika harus menghadapi kenyataan pahit dalam hidup. Tapi, ikhlas dan berserah diri menerima segala yang menimpa adalah sikap terbaik yang bisa kita lakukan. Sikap tersebut adalah cara kita berdamai dengan diri sendiri sebagai upaya penyadaran bahwa hidup ini tak selalu mulus dan manis.
Masalah hidup itu pasti ada, dan setiap orang akan megalaminya. Tapi, persis seperti ucapan Peter Parker dalam film Spiderman, pertikaian apapun yang berkecamuk dalam diri kita, kita selalu punya pilihan. Pilihan untuk menjadi baik atau buruk.
Dengan kata lain, musibah, kesulitan dan ujian apapun yang menimpa diri kita, kita selalu punya pilihan untuk menyikapinya. Kembali pada Allah atau berpaling dari-Nya.

 “Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur..” (QS: Al-Insan [76]: 3).

  • Bersyukur

Ungkapan syukur merupakan pertanda kebergantungan seseorang kepada Allah Yang Mahakuasa. Mengucap syukur menunjukkan kerendahan hati untuk menerima apa yang patut diterima. Bersyukur membuat kita lebih  bisa menikmati dan merayakan hidup. Dengan bersyukur, hati ini jauh dari keluh kesah, betapapun sederhana dan kecilnya nikmat yang kita terima. 

Bersyukur bukan untuk orang lain. Bersyukur adalah untuk diri sendiri. Al-Qur’an mengingatkan soal ini : 

“ Dan barang siapa bersyukur kepada Allah, sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri..” (QS. Luqman [31]:12).

Syukur adalah kunci dari segudang kenikmatan.  Barang siapa terampil mensyukuri nikmat yang ada, Allah akan membuka nikmat yang  belum ada. Ketika kita mensyukuri salah satu nikmat yang diberikan Allah kepada kita, Allah akan memberikan nikmat yang lain. Jadi, bersyukur itu kunci dari  lemari yang berisi penuh dengan nikmat, namun kebanyakan kita lebih memikirkan isi lemarinya daripada kuncinya. 

Begitulah sedikit cara bijak agar kita bisa menyapa dan menjalani alur kehidupan dengan hati tegar dan langkah  yang ringan. Dan yakinilah, Ujian dan cobaan hanya di berikan Allah kepada hamba-hambaNya yang terpilih. Hamba-hambaNya yang di kasihi dan di sayangiNya.


Wallahu’alam
Aichiyo Widy  ^^,

No comments:

Post a Comment