Pages

Laki-laki Pemimpin Wanita ?

“Kamu laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Karena sebab itu, wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara dibalik pembelakangan suaminya oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kalian khawatirkan nusuznya (tinggi hatinya), maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah diri dari tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaati kalian, maka janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar” [ QS An-Nisa : 34 ]

  • Laki-laki itu adalah pengurus wanita, yakni pemimpin, kepala, yang menguasai dan mendidiknya jika menyimpang.
  • Kaum laki-laki lebih utama daripada kaum wanita, seorang lelaki lebih baik daripada seorang wanita, karena itulah maka nubuwwah (kenabian) hanya khusus bagi kaum laki-laki. Demikian pula seorang raja. Karena sabda Nabi sholallahu’alaihi wasallam yang berbunyi :


“Tidak akan beruntung suatu kaum yang urusan mereka dipegang oleh seorang wanita” [ HR Bukhari , dari Abdur Rahman ibnu Abu Bakrah, dari ayahnya ]

Sebagaimana kita mengetahui pada umumnya tentang kepemimpinan laki-laki terhadap kaum wanita tidaklah terlepas dari hal-hal tersebut yakni bertanggung jawab terhadap mereka dengan mengurus, mengarahkan, memberi nasehat, menjaga kehormatannya, menyayangi mereka, bersikap lembut terhadap mereka dan mendidiknya apabila menyimpang. Akan tetapi di zaman ini seringkali kita melihat kemungkaran-kemungkaran dari seorang istri terhadap suaminya bahkah diekspos ke media masa tentang aib mereka naudzubillah. Perlu digaris bawahi bahwa mendidik istri merupakan kewajiban yang paling utama dan harus diprioritaskan agar seorang istri mangerti apa tugas dan tanggung jawabnya terhadap suaminya dan agamanya. Maka seorang laki-laki harus menjaga istrinya, anaknya dan sanak keluarganya, tidak menjadikan mereka lalai dari agamanya agar terhindar dari keburukan sebagaimana Allah menyuruh kita (laki-laki) dalam firman-Nya agar memikirkan hal tersebut :

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [ QS At-Tahrim : 6 ]

Kemudian bagaimana mendidik seorang istri ? tentu dengan ilmu syar'i. Seorang laki-laki tidaklah akan mampu mendidik seorang istri kecuali dengan petunjuk Allah dan Rasulnya. Sudah lumrah terkadang seorang laki-laki berdiskusi dengan temannya tentang istrinya, meminta nasehat dan masukan namun apabila temannya tidak memiliki ilmu maka akan menjadi bumerang baginya. Maka seorang laki-laki harus terus belajar sendiri atau bertanya kepada yang mengerti karena merupakan kewajiban dalam agama namun dengan hati-hati, sebab hari ini adalah zaman fitnah, saringlah terlebih dahulu apa-apa yang kamu dengar kemudian telitilah apakah benar datang dari Nabi atau tidak untuk kemudian disampaikan kepada istri, sebagaiamana firman Allah :

“Ikutilah apa yang diturunkan kepada kalian dari Tuhan kalian, dan janganlah kalian mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya, amat sedikitlah kalian mengambil pelajaran (darinya).” [ QS Al-A’raf : 3]

  • Janganlah kalian menyimpang dari apa yang telah disampaikan oleh Rasul kepada kalian dengan menempuh jalan lain, yang akhirnya kalian menyimpang pula dari hukum Allah dan justru mengambil hukum selain-Nya.


“amat sedikitlah kalian mengambil pelajaran (darinya).” [ QS Al-A’raf : 3 ]

  • Ayat tersebut semakna dengan ayat lain, yaitu firman-Nya :


“Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kalian sangat menginginkannya” [ QS Yusuf : 103 ]

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” [ QS Al-An’am : 116 ] hingga akhir ayat.

“Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempesekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain)” [ QS Yusuf : 106 ]

Perhatikanlah firman Allah tersebut, janganlah sekali-kali menyangka bahwa banyak itu identik dengan kebenaran. Sebab justru kebanyak manusia akan menyesatkan kita. Maka carilah kebenaran dari sudut-sudutnya sampai Allah membuka petunjuk untuk kita. Mengapa ini menjadi penting sebab seorang laki-laki pun memerlukan petunjuk bagaimana ia meniti jalan ditengah-tengah zaman yang terus memburuk, menyelamatkan istri, anak dan keluarganya dari fitnah yang akan terus bermunculan bahkan seperti malam yang gelap gulita saat seseorang benar-benar tidak mampu melihat kebenaran. Semoga Allah melindungi setiap pemimpin-pemimpin disetiap rumah-rumahnya dan menjaganya dari keburukan dan menguatkan agamanya hingga tidak ada lagi orang-orang dzolim yang akan menjadi pemimpin negerinya setelahnya, sebab generasi berikutnya haruslah orang-orang yang beriman.

Semoga ada manfaatnya, wallahu'alam

Pengertian Generasi Muda

Persepsi tentang generasi muda yang berkembang dimasyarakat saat ini selalu berkaitan dengan konteks politik. Misalkan “generasi muda penerus bangsa”. Penyematan kata tersebut sudah tidak asing lagi di masyarakat umum. 

Sedangkan pada dasarnya kata generasi muda bisa diartikan sebagai masa peralihan dari anak anak menuju dewasa atau remaja dengan berkembangnya keadaan fisik dan non fisik. terutama yang paling berpengaruh adalah peralihan secara non fisik atau pola pikir, cara pandang dan emosional.

Mengenai persepsi yang berkembang di masyarakat tentang arti sessungguhnya kata “generasi muda” memang masih belum ada kesepakatan antara para ahli sosiologi. Tapi perlu diketahui, ada beberapa definisi atau pengertian generasi muda ditinjau dari beberapa kategori.

1. Secara Biologis
Generasi muda adalah mereka yang berusia 12-15 tahun ( remaja ) dan 15-30 tahun ( pemuda ).

2.Secara kebudayaan
Generasi muda adalah mereka yang berusia 13-14 tahun. 

3.Secara Karir / Pekerjaan
Kebijakan dari DEPNAKER menyatakan bahwa generasi muda adalah pekerja / angkatan kerja yang berusia 18-22 tahun.

4.Secara Idiologi politik
Generasi muda yang menjadi pengganti adalah mereka yang berusia 18-40 tahun.

5.Lembaga dan lingkungan hidup sosial
Generasi muda dibedakan menjadi 3 kategori :
  • Siswa, yakni usia 6-8 tahun.
  • Mahasiswa, yakni usia 18-25 tahun.
  • Pemuda yang berada diluar sekolah / PT berusia 15-30 tahun.


Dalam pengertian GBHN 1993 telah dijelaskan menjadi anak, remaja, dan pemuda, sedangkan ditinjau dari segi usia adalah sebagai berikut :
  1. Usia 0-5 tahun di sebut balita.
  2. Usia 5-12 tahun di sebut anak usia sekolah.
  3. Usia 12-15 tahun di sebut remaja.
  4. Usia 15-30 tahun di sebut pemuda, dan
  5. Usia 0-30 tahun di sebut generasi muda.

Reference : http://tulisanterkini.com/artikel/rtikel-ilmiah/9219-pengertian-generasi-muda.html
Author : Rahmalia

Bagaimana Pendidikan Generasi Muda seharusnya ?

Sekelumit wajah pendidikan Indonesia yang masih saja anteng dengan sistemnya, tidak banyak mengalami perubahan. Terasa karena bersinggungan langsung dengan kita. Sedikit contoh nyata dikutip dari laman kaskus bahwa status guru di Indonesia (Non-PNS) masih sering diremehkan dan di anggap kurang mencukupi kebutuhan hidup, dibandingkan dengan Negara Firlandia status guru dimasyarakat setara dengan pengacara dan dokter. Kenapa sangat bertolak belakang ? karena seluruh guru di Firlandia harus memiliki gelar Master / S2 yang didanai oleh pemerintah, terlihat beda dengan negara kita yang harus mencari biaya sendiri untuk melanjutkan pendidikannya.

Kemajuan seorang murid tergantung bagaimana dirinya dan sang guru yang mengajar, ya jika gurunya sendiri merasa mendapatkan kesenjangan mulai dari gaji yang didapat seperti guru honorer, maka apakah berpengaruh dengan pendidikan yang diberikan kepada muridnya? jawabannya sudah pasti iya, sebab gaji adalah penghargaan pertama atas semua dedikasi pekerjaanya, bagaimana mungkin ia dituntut menjadi pengajar yang baik jika iapun masih mengalami kesenjangan. Bila guru terbebebas dari kesenjangan tersebut maka sangat memungkinkan untuk melakukan hal yang lebih kreatif lagi dalam pengajarannya, semangat mengajarpun akan tumbuh.

Contoh di atas merupakan sedikit perbandingan dari tenaga pengajarnya, lalu bagimana dengan pendidikan generasi mudanya ? banyak hal yang harus dibenahi dari sistem pendidikan untuk anak-anak indonesia jika negara ini menginginkan calon generasi yang mumupuni untuk kemajuan bangsa. Terutama soal pendidikan karakter, karena manusia tanpa akhlak tak ada artinya, seperti mayat hidup hanya senggok daging yang tanpa arti.

Pendidikan karakter pertama dimulai dari keluarga sendiri, sepasang suami istri diharuskan terlibat kerjasama dalam menumbuhkan moral yang beradab pada anaknya, pendidikan agama yang lebih ditekankan di atas pendidikan lainnya, maka peran seorang ibu sebagai madrasatul ‘ula sangat condong terhadap sisi kepribadian sang anak, jangan terjadi kesalah kaprahan pada proses ini contoh nyata saat seorang ibu sedang berkumpul dengan para ibu lainnya dimana anaknya merengek minta jajan, karena sang ibu yang sedang asik mengobrol memerintahkan “ambil dulu nak bilang nanti ibu yang bayar”, hal sekecilpun akan terekam baik oleh ingatan sang anak, tanpa sadar ia dididik berhutang sejak dini dikarenakan seorang ibu yang tidak teliti akan sisi sekecilpun tindak laku putra-putrinya.

Lalu ingatan itu akan terus terekam dalam fikiran sang anak sampai ia tumbuh dewasa, maka celakalah jika pendidikan sedari kecilnyapun telah salah kaprah apa jadinya generasi ini? itu merupakan contoh se-paling sederhana nya akan kesalahan proses pendidikan anak. Ya ruh bersih dari sang anak akan ternoda dengan sistem yang ala kadarnya. Dewasa ini globalisasi makin memperburuk keadaan pendidikan pada sang anak, krisis moral makin berkembang biak, diuar akal sehat banyak topik utama pada berita ialah kerusakan akhlak dan kebejatan moral di usia anak-anak hingga remaja.

Maka kita hanya bisa mengelus dada melihat fenomena yang terjadi, tapi sampai kapan ini akan berlangsung ? maka cobalah berkiblat pada islam, yang mengajarkan kemuliaan. Proses yang diutamakan tidak seperti jaman sekarang yang mengesampingkan proses dan mengutamakan serba instan, maka ini kesalah kaprahan yang berikutnya, dimana serba instan akan melahirkan generasi muda menjadi manusia yang malas. 

Masih banyak lagi contoh contoh kesalahan pendidikan di Indonesia, banyak yang harus dibenahi terutama dari segi pendidikan akhlak, karena akan berpengaruh terhadap moral generasi muda nantinya.

Author : Yunar Ratnawati

Generas Muda Generasi Berkualitas

Jika kita melihat kembali ke masa lalu, membuka lembaran-lembaran sejarah di jaman perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakkan agama tauhid, maka kita akan menemukan sosok-sosok manusia paling berkualitas di bumi. Manusia-manusia yang dengan gigih mendampingi Rasulullah SAW dalam membangun jalan keselamatan bagi umatnya. Bahkan dengan kesungguhan iman nya, diantara mereka ada yang sudah mendapat jaminan surganya Allah SWT. Mereka ini sering di sebut para sahabat.

Satu hal yang menarik adalah, banyak diantara para sahabat yang saat masuk Islam masih memiliki usia yang tergolong muda. Misalnya Ali bin Abi Thalib memeluk Islam saat beliau berusia 10 tahun, Talhah bin Ubaidillah masuk Islam di usia 14 tahun atau Umar bin Khattab yang merapat mengisi shaf terdepan Islam saat berumur 27 tahun. Para sahabat ini adalah para pemuda yang di bawah kepemimpinan Rasulullah SAW  menjadi generasi mumpuni sepanjang masa. 

Akan tetapi jika kita melompat kembali ke masa kini, di negeri tercinta Indonesia ini, maka kita akan melihat gambaran kontras tentang pemuda-pemudinya. Dibawa arus kemajuan jaman, dibawah bimbingan teknologi informasi mutakhir dan menjadi bagian dari sistem pemerintahan modern, bukanlah kemajuan berfikir, keteguhan iman dan kebesaran akhlak yang di dapat. Melainkan sebagian dari pemuda-pemudi yang terlahir dari generasi ini adalah pemuda-pemudi yang tumpul akalnya, mati hatinya dan rusak akhlaknya. Segala tingkah laku yang nampak pun nyaris bersaing dengan binatang, bahkan mungkin lebih rendah darinya. 

Kenakalan remaja sudah menjadi fenomena umum, kekerasan terjadi hampir di setiap pelosok negeri, perampokan, pemerkosaan perkelahian seolah menjadi hal yang lumrah. Ada yang berpendapat hal itu lumrah terjadi, karena usia remaja adalah usia yang dialiri ledakan hormon yang konon dapat mempengaruhi perilaku menjadi lebih agresif dan pemberontak. Proses menemukan jati diri dan rasa penasaran yang tinggi pun kadang menjadi kambing hitam. Namun, apakah semua alasan ini dapat dibenarkan ?, bukankah jika kita membuka kembali lembaran sejarah masa hidup Rasulullah SAW banyak sekali berisi pemuda-pemudi berkualitas disana? Para generasi muda yang berprinsip “Kami dengar dan kami taat”, yang tunduk patuh terhadap aturan dan saling melindungi dalam kebenaran. Bukankah ini dapat menjadi bukti, jika sesuatu yang salah bukan pada pemuda-pemudinya ?

Mungkin, dari fenomena-fenomena tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa input lah yang menjadi masalah utama dalam pembentukan karakter generasi muda saat ini. Karena sebuah tujuan/ hasil akhir dari suatu hal mutlak ditentukan oleh input dan prosesnya. Tapi sebuah input tidak dapat menentukan keberhasilan suatu tujuan. Faktanya, tidak semua input yang baik menghasilkan tujuan yang baik pula tapi setiap input yang tidak baik dapat dipastikan akan menghasilkan sesuatu yang buruk juga.

Oleh karena itu, jika posisi kita sebagai orang tua, maka marilah kita lihat kembali objek-objek yang menjadi input para generasi muda yang akan menjadi genari penerus kita. Sudah menjadi kewajiban kita sebagai orang tua untuk melahirkan atau menciptakan generasi-generasi penerus yang berkualitas. Butuh usaha dan perjuangan ekstra dalam mewujudkannya. Kita harus menjawab tantangan jaman dengan solusi terbaik untuk melakukannya. 

Jika posisi kita adalah sebagai generasi muda itu sendiri, maka marilah kita gali kembali dan arahkan rasa ingin tahu kita yang luar biasa besarnya kepada hal-hal yang positif. Carilah panutan yang berkualitas, berkumpullah dengan orang-orang berilmu, dan berbagilah dengan orang-orang shaleh.

Terakhir, jika kita tidak dapat melakukan hal-hal luar biasa, maka lakukanlah hal-hal kecil yang akan menuntun kita kepada tujuan yang besar. Jika kita berhasil melakukannya, maka itu adalah berkah Allah atas jerih payah kita. Dan jika gagal setelah segala usaha, hal itu merupakan suatu ujian kesabaran bagi kita, ujian terhadap keberserahan diri kita terhadap Allah SWT. Mari kita berjuang, mari kita menjadi pelopor perubahan.

Author : Sentot

Kemuliaan Wanita

Ada makhluk yang Allah ciptakan layaknya seperti embun dipagi hari selalu membawa kesejukan, ia lembut namun tidak lemah, ia perasa namun tidak cengeng, ia manja namun tidak menyusahkan, makhluk itu ada disekeliling kita, tidak usah menalar jauh menebak siapa makhluk itu, tengok saja kedalam rumahmu.

Lihat senyum tulus Ibu mu yang selalu membawa kesejukan bagi hati yang sedang merasa gersang, atau lihat istrimu seorang wanita tegar yang siap suka-dukanya bersama denganmu seseorang yang dulunya asing, atau lihat tawa lucu adik perempuanmu ia datang untuk menghibur raut muka kakanya yang sedang masam, atau nasehat bijaksana dari kaka perempuan mu yang selalu ada dan siap untuk membantu seorang adiknya.

Mereka adalah mahkluk yang Allah ciptakan khusus untuk menemani seseorang yang sedang berjuang dalam mengarungi hidup yang mulia. Mereka bisa menjadi rekan yang setia untuk menemani hari-hari penatmu. Ya mereka adalah wanita, makhluk yang jika ia menjaga shalat 5 waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan taat pada suami maka bisa masuk syurga melewati pintu manapun.

“Jika seseorang wanita selalu menjaga shalat 5 waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina), dan taat kepada suaminya, maka dikatakan pada wanita tersebut, “Masuklah ke surga melalui pintu manapun yang engkau suka.” (HR. Ahmad; shahih).

Namun ia juga bisa menjadi sebuah fitnah jika tidak melaksanakan kewajibannya sebagai makhluk Allah , yaitu ibadah. Beribadah dengan niat ikhlas semata-mata hanya untuk mencari Ridho Allah. Maka segala perintah yang Allah berikan haruslah ia laksanakan, salah satunya memakai hijab. 

Ya busana panjang yang jika dikenakan membawa segala bentuk kemanfaatan. Pakaian takwa yang menutupi mahkota indanya : rambut. Pakaian yang dapat membuat kenyamanan bagi sang pemakai ataupun orang-orang yang disekitarnya. Tidak mengganggu penglihatan mata-mata jahil nan jahat, karena ia menutup setiap bagian inchi darinya, maka fitnah itu akan mereda.

Maka jika dirimu sedang mempunyai tanggung jawab entah itu kaka perempuanmu, adik perempuanmu, istrimu atau ibumu nasehatilah secara benar dan baik. Bimbinglah mereka untuk menyeru asma Allah. Karena mereka perlu bimbingan dari sosok pemimpin nan tegas seperti pria sejati. Arahan yang benar mampu membuat mereka menjadi makhluk yang bidadari syurgapun cemburu padanya.

Sekian. 
Wallohu’alam bisawwab.

Author : Yunar Ratnawati

It’s all about Priority

Sahabat pernahkah kalian lupa untuk mengerjakan tugas kuliah atau bahkan terkdang sahabat tak sempat mengerjakannya? jawabannya pasti pernah dan ya. Sering sekali saya mengalami hal seperti itu. Apa lagi bagi sahabat yang bekerja sambil kuliah atau melakukan hal lain dalam satu waktu secara bersamaan. 

Tahukah kebanyakan orang hanya bisa berfokus pada satu hal saja. Dan sifatnya manusia ialah mereka cenderung lebih berfokus pada hal yang lebih banyak memberikan keuntungan pada mereka. Ibaratkan saja seperti aktifitas yang saya jalani saat ini. saya memilih untuk bekerja sambil kuliah, disamping karena keterbatasan biaya, bekerja sambil kuliah adalah pilihan saya agar tidak jenuh dengan materi pembelajaran dan teori yang dipelajari selama kuliah. Tapi konsekuensinya , saya harus sebisa mungkin mengatur waktu antara kewajiban saya sebagai karyawan dan sebagai mahasiswa. Dimana seorang karyawan swasta tentunya yang bekerja di kantor, harus bekerja 8 jam sehari dan 5 kali dalam satu minggu. Belum lagi jika ada pekerjaan tambahan atau deadline. That’s mean overtime. 

Pada akhirnya tugas kuliah terkadang ditunda dulu atau bahkan tak sempat mengerjakannya sama sekali. Sahabat, sebenarnya tertundanya tugas kuliah atau mengesampingkan pekerjaan yang lain bukan karena tak sempat atau tak ada waktu. It’s all about priority. Seperti yang saya deskripsikan, manusia akan cenderung focus pada satu hal yang memberikan keuntungan, itu artinya yang menjadi prioritas adalah hal yang memberi keuntungan. 

Sahabat jika kita mengkaitkan hal diatas tadi dengan keyakinan (agama) yang kita yakini sekarang yaitu muslim, sebenarnya alasan kenapa umat muslim sekarang banyak yang terbelakang atau awam dengan syariat dan sunnah serta banyak yang tertindas, bukan karena tidak ada waktu untuk mempelajarinya atau tidak paham, tapi karena agama ini tidak menjadi prioritas paling penting bagi umat muslim itu sendiri. Padahal mempelajari agama dan memperjuangkan tegaknya Islam dalam kehidupan adalah untuk kebaikan diri mereka sendiri, sebagai timbangan pahala bagi mereka di akhirat nanti dan alasan bagi Allah untuk ridho kepada mereka, sehingga Allah memberikan kehidupan akhirat yang baik bagi mereka. Kalau saja, agama dijadikan prioritas yang paling penting setidaknya ada sedikit waktu yang di luangkan untuk mempelajari islam. Yang dibutuhkan adalah keinginan dan perhatian. Kenyataannya yang menjadi prioritas penting kebanyakan umat muslim saat ini adalah mendapatkan uang lebih banyak lagi, atau mendapatkan pangkat yang lebih tinggi lagi, atau tempat tinggal yang lebih bagus, atau bersenang-senang dengan keluarga, atau kenyamanan pribadi karena tidak mau diganggu dengan urusan yang tidak menguntungkan dunia mereka. Ya itulah yang menjadi prioritas paling penting bagi mereka, kehidupan dunia ini, bukan kehidupan akhirat.

Ketahuilah sahabat bahwa di hari penghisaban nanti, tidak ada satupun alasan yang diterima Allah atas orang-orang yang tidak menjadikan agama-Nya menjadi prioritas paling utama, karena Allah mengetahui hati hamba-Nya masing-masing atas apa sesungguhnya yang lebih mereka prioritaskan. 

Sahabat, semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan kaum yang memprioritaskan dunia. Jangan sampai, ketika maut akan datang menjemput kita baru menyadari pentingnya memprioritaskan agama dalam kehidupan dunia.

#Reference : timeline Facebook
#Renungan bersama

Author : Rahmalia

Jalan Yang Lurus

Allah berfirman : "Orang-orang terdahulu lagi yang pertama-tama (beriman) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha pada mereka dan merekapun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya itulah kemenangan yang besar." [QS At Taubah : 100]

Siapakah mereka dari golongan muhajirin dan anshar ? Tentu mereka adalah sahabat-sahabat terbaik rasulullah shollallahu'alaihi wasallam dan perhatikanlah bahwa setelahnya adalah orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik dimana Allah ridho kepada mereka semua dan Allah janjikan surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai.

Rasulullah sholallahu'alaihi wassallam bersabda : “Sebaik-baik umat manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian orang-orang yang mengikuti mereka (tabi’in) dan kemudian orang-orang yang mengikuti mereka lagi (tabi’ut tabi’in).” (Muttafaq ‘alaih)

Mereka adalah salaful ummah (ummat pendahulu), dimana kebenaran ada pada mereka sebagaimana ayat diatas dimana Allah menjanjikan surga bagi mereka dan orang-orang yang mengikuti mereka.

Mengapa ini menjadi sangat penting untuk kita mengerti, sebab saat ini begitu banyak perpecahan yang terjadi. Begitu banyak sekali orang-orang yang menyeru manusia kedalam golongannya. Masing-masing golongan merasa bangga dan benar namun hakikatnya ini menjadi fitnah yang besar dalam ummat. Namun kita harus bisa lepas dari fitnah ini cepat atau lambat dan semoga Allah memberikan petunjuk bagi mereka yang mencari kebenaran.

Diriwayatkan dari al-‘Irbadh bin Sariyah Radhiyallahu anhu bahwa ia berkata, “Suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat bersama kami, kemudian beliau menghadap kepada kami, lalu memberikan nasehat kepada kami dengan nasehat yang membekas pada jiwa, yang menjadikan air mata berlinang dan membuat hati menjadi takut, maka seseorang berkata, ‘Wahai Rasulullah! Seolah-olah ini adalah nasehat dari orang yang akan berpisah, maka apakah yang engkau wasiatkan kepada kami?’ Maka Rasulullah bersabda, ‘Aku wasiatkan kepada kalian agar tetap bertakwa kepada Allah, tetaplah mendengar dan taat, walaupun yang memerintah kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Sungguh, orang yang masih hidup di antara kalian sepeninggalku, niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian berpegang teguh kepada Sunnahku dan Sunnah Khulafar Rasyidin yang mendapat petunjuk. Peganglah erat-erat dan gigitlah dia dengan gigi geraham kalian. Dan jauhilah oleh kalian setiap perkara yang baru (dalam agama), karena sesungguhnya setiap perkara yang baru itu adalah bid‘ah, dan setiap bid‘ah itu adalah sesat.”  Imam Ahmad dalam Musnadnya 7/126-127, Imam Abu Dâwud no. 4607.

Dari ‘Auf bin Malik, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Yahudi terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan, satu (golongan) masuk Surga dan yang 70 (tujuh puluh) di Neraka. Dan Nasrani terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan, yang 71 (tujuh puluh satu) golongan di Neraka dan yang satu di Surga. Dan demi Yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, ummatku benar-benar akan terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, yang satu di Surga, dan yang 72 (tujuh puluh dua) golongan di Neraka,’ Ditanyakan kepada beliau, ‘Siapakah mereka (satu golongan yang masuk Surga itu) wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Al-Jama’ah.’" Ibnu Majah, dalam kitab Sunan-nya Kitabul Fitan bab Iftiraaqil Umam no. 3992.

“Sesungguhnya agama (ummat) ini akan terpecah menjadi 73 (kelompok),  72 ke dalam Neraka dan satu yang didalam Surga, dia adalah Al-Jama’ah”. (HR. Ahmad dan Abu Daud dan juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu dan juga mirip dengannya dari hadits Auf bin Malik radhiallahu ‘anhu)

Dalam suatu riwayat, “Al-Jama’ah adalah siapa yang berada di atas apa yang aku dan para shahabatku berada di atasnya”. (Hadits hasan dari seluruh jalan-jalannya).


Maka peganglah wasiat tersebut, hanya ada satu agama yang benar yaitu Islam, hanya ada satu golongan yang benar yaitu alhusunnah wal jama'ah dan hanya ada satu jalan / methodology yang benar yaitu manhaj (jalannya) salaful ummah yang harus kita ikuti. Ikutilah aqidah, ibadah dan akhlak mereka.
Wallahu'alam..