tag:blogger.com,1999:blog-61779208553712816172024-03-04T12:24:08.521-08:00SEBAR ILMUsebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.comBlogger138125tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-1065777975018071582021-02-03T21:24:00.000-08:002021-02-03T21:24:01.863-08:00Perang Yatsrib<p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Ketika Rabi'ah bin An-Nashr meninggal dunia maka raja Yaman digantikan oleh Hasan bin Tuban As'ad abu Karib.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Dahulu Tuban As'ad yaitu ayahnya Hasan biasa melakukan perjalanan ke masyrik, dan biasa melewati dan singgah di Madinah. Suatu saat dia meninggalkan seorang anak di Madinah, namun anak tersebut kemudian di bunuh oleh penduduk madinah.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Mendengar peristiwa ini, Tuban As'ad yang sudah kembali ke Yaman kembali lagi ke Madinah dengan membawa pasukan untuk mengusir dan memberangus penduduknya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Penduduk Madinah pun bersatu membentuk pasukan Anshar untuk menghadapi pasukan Yaman.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Pasukan Anshar dipimpin oleh Amr bin Thallah, saudara bani An-Najjar, dan salah seorang dari bani Amr bin Mabdzul.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Maka pertempuran pun tidak dapat dihindarkan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Di ceritakan, selama peperangan kaum Anshar adalah kaum yang unik. Pada siang hari mereka bertempur mati-matian, namun dimalam harinya mereka menjamu lawan-lawannya bak tuan rumah yang menjamu tamunya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Tak ayal, sikap mereka membuat kagum Tuban As'ad. Maka dia pun berkata, <i>"Sungguh demi Allah, pastilah ini kaum yang mulia".</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Ketika Tuba' sedang memerangi penduduk Madinah, datanglah dua orang Habran (pemuka agama Yahudi) dari bani Quraidzah. Mereka merupakan rahib yang memiliki keilmuan mendalam, datang menemui Tuba' karena mendengar kabar bahwa Tuba' akan membumi hanguskan madinah.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Maka kedua rahib tersebut berkata kepada Tuba', <i>"wahai raja, janganlag engkau teruskan rencanamu itu, jika engkau tetap melakukannya maka hubunganmu dengan Madinah akan terputus, dan kami khawatir engkau akan mendapatkan hukuman dalam waktu dekat".</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><i>"Kenapa demikian ?!", </i>jawab Tuba'.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Kedua rahib itu berkata, <i>"karena ini adalah tempat hijrahnya nabi yang akan muncul dari arah haram dari kelangan Quraisy pada akhir jaman. Kelak Madinah menjadi negeri Nabi tersebut dan tempat menetapnya".</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Tuba' melihat kedua rahib ini memang orang-orang yang berilmu, dan pengetahuannya membuatnya kagum. Sehingga pada akhirnya dia mengurungkan rencananya menghancurkan Madinah. Lebih jauh, Tuba' pun memeluk agama kedua rahib tersebut, yaitu agama yahudi.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Maka dia dan pasukannya pun kembali ke Yaman dengan mengarah ke Mekah, karena memang jalan kembali ke Yaman akan melewati Mekah.</span></p>sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-91757988597601392202021-01-15T00:37:00.000-08:002021-01-15T00:37:07.972-08:00Kisah Mimpi Raja Yaman Rabi'ah Bin An-Nashr<p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Dikisahkan waktu itu Yaman diperintah oleh seorang raja yang bernama Rabi'ah bin An-Nashr. Suatu hari dia mendapatkan mimpi yang begitu membuatnya gelisah, sehingga dia berfikir bahwa mimpinya memiliki makna yang sangat penting.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Maka sang raja mengumpulkan tokoh-tokoh kerajaan yang dirasa akan mampu mentakwilkan mimpinya. Semua di kumpulkan dari mulai pemuka agama, tukang sihir, para ahli nasab, ahli nujum dan semuanya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Setelah semuanya berkumpul, maka raja berkata, <i>"Sesungguhnya, aku bermimpi dengan suatu mimpi yang membuatku gelisah, maka kabarkanlah kepadaku apa mimpiku dan bagaimana takwilnya ?".</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Maka mereka, para tokoh kerajaan berkata kepada raja, <i>"ceritakan kepada kami mimpimu wahai raja, maka kami akan menakwilkannya".</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><i>"Sesungguhnya jika aku ceritakan mimpiku kepada kalian sebelum kalian ceritakan takwilnya, maka aku tidak akan tenang, karena sesungguhnya yang bisa menakwilkan mimpiku adalah orang yang bisa menebak mimpiku sebelum aku ceritakan mimpi itu kepadanya", </i>ternyata raja hanya ingin yang menakwilkan mimpinya adalah orang yang bisa menebak apa mimpi yang dialaminya. Menurutnya hanya orang yang bisa menebak mimpinya sajalah yang bisa menakwilkan mimpinya dengan benar.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Semua yang hadir di istana terdiam, tidak ada seorang pun yang bisa menebak apa yang di impikan oleh rajanya. <span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Sampai salah seorang diantara mereka ada yang berkata, <i>"jika demikian kehendakmu wahai raja, maka tidak akan ada yang mampu melakukannya dinegeri ini kecuali dua orang saja yaitu Sathikh dan Syiq. Tidak ada diantara kami yang lebih ber ilmu dari mereka berdua, dan hanya dua orang inilah yang bisa mengabarkan mimpimu sebelum engkau ceritakan".</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Maka rajapun mengirim utusan untuk memanggil Sathikh dan Syiq yaitu orang yang dipercaya mampu menebak dan menakwilkan mimpi sang raja.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Singkat cerita, setibanya mereka di Istana, Sathikh dipanggil terlebih dahulu sebelum Syiq.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Setelah berada di hadapannya, maka raja berkata kepada Sathikh, <i>"sesungguhnya aku mengalami sebuah mimpi yang membuatku gelisah, maka kabarkanlah kepadaku apa mimpiku, jika engkau bisa menebaknya dengan tepat, maka engkau niscaya akan dapat menakwilkannya".</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Maka Sathikh menjawab, <i>"baiklah aku lakukan, engkau melihat sepercik api keluar dari kegelapan, kemudian jatuh ditempat yang rendah, kemudian memakan semua yang memiliki tengkorak".</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><i>"Sungguh tidak salah sedikitpun engkau wahai Sathikh, jika demikian apa takwilnya menurutmu ?", </i>Raja membenarkan apa yang di ungkapkan Sathikh.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Sathikh berkata, <i>"aku bersumpah dengan seluruh ular-ular yang berada di seluruh kedua bukit ini, sungguh akan runtuh kerajaanmu di Habasyah ini, maka niscaya mereka akan menguasainya dari Abyan sampai dengan Jurasy".</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Raja berkata, <i>"demi bapakmu wahai Sathikh, sungguh ini sangat mengerikan, kapan itu terjadi, apakah di jamanku ini atau kah setelahnya ?".</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><i>"Tidak, bahkan nanti bertahun-tahun yang akan datang setelah lewat dari tahun-tahun", </i>jawab Sathikh. Raja kembali bertanya, <i>"apakah kekuasaannya berlangsung terus-menerus ataukah terputus ?".</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><i>"Tidak, bahkan akan terputus nanti setelah lewat enam puluh tahun, kemudian mereka akan dibantai dan di usir dan mereka lari dari negeri ini ?", </i>Sathikh kembali menjelaskan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Berkata raja, <i>"dan siapa yang menggantkan kekuasaan mereka setelahnya ?",</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Sathikh menjawab, <i>"akan digantikan oleh Iram bin Dzi-Yazan, dia akan menguasainya dari 'Adn, maka dia tidak akan meninggalkan seorangpun di Yaman".</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Kembali bertanya raja, <i>"apakah akan berlangsung terus kekuasaannya ataukah terputus ?",</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Sathikh berkata, <i>"bahkan terputus".</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Raja berkata, <i>"Siapa yang memutusnya ? ", "seorang Nabi yang suci yang menerima wahyu dari langit !", </i>jawab Sathikh. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Raja berkata, <i>"darimana datangnya Nabi itu ?".</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Sathikh berkata, <i>"seorang laki-laki dari keturunan Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr, dan dia akan menguasai kaumnya sampai akhir masa !".</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Begitulah, pada jaman itu pun berita tentang akan datangnya Nabi akhir jaman sudah diketahui oleh beberapa kalangan, terutama kalangan ahli kitab dan dukun-dukun.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Raja kembali bertanya kepada Sathikh, <i>"apakah jaman memiliki akhir wahai Sathikh ?",</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Sathikh berkata, <i>"benar, hari dimana dikumpulkannya orang pertama sampai orang terakhir, yang akan bahagia orang-orang yang baik, dan akan sengsara orang-orang yang jahat".</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><i>"Apakah benar apa yang kau kabarkan kepadaku ini ?", </i>tanya raja memastikan kebenaran berita yang dibawa oleh Sathikh.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Sathikh berkata, <i>"Tentu, sesungguhnya semua yang aku katakan benar".</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Kemudian setelah itu dipanggillah Syiq dan ditanyakan kepadanya sebagaimana yang ditanyakan kepada Sathikh dengan merahasiakan apa-apa yang telah di ceritakan oleh Sathikh sebelumnya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Maka Syiq pun menjelaskan mimpi yang dialami sang raja, <i>"baiklah", </i>kata Syiq, <i>"engkau melihat sepercik api yang keluar dari kegelapan, dan mengenai dataran yang rendah, kemudian menghabiskan semua yang memiliki ubun-ubun".</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Maka raja menyadari bahwa apa yang dikatakan Syiq pada hakikatnya sama dengan apa yang dikatakan Sathikh sebelumnya. Perbedaan hanya pada pemilihan kata saja, yaitu bila Shatikh berkata <i>"jatuh ditempat yang rendah kemudian memakan semua yang memiliki tengkorak", </i>sedangkan Syiq berkata, <i>"Jatuh mengenai dataran rendah, kemudian menghabiskan semua yang memiliki ubun-ubun". </i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Secara makna, keduanya memiliki arti yang sama.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Kemudian raja berkata, <i>"sungguh engkau tidak salah wahai Syiq dari semua itu, lalu apa takwilnya dari mimpi ini ?"</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Syiq berkata, <i>"aku bersumpah dengan apa yang ada di kedua padang batu ini dari seluruh manusia, niscaya tempat ini akan diduduki orang-orang Sudan, mereka akan mengalahkan dan membantai anak-anak kalian, dan kaum ini akan menguasai dari Abyan sampai Najran!".</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Raja berkata, <i>"demi bapakmu wahai Syiq, sungguh ini sangat menakutkan dan mengerikan, kapan ini terjadi ?, apakah dijaman ini atau setelahnya ?"</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Syiq berkata, <i>"tidak, bahkan setelah melewati beberapa waktu. Kemudian akan menolong kalian dan mengusir mereka orang yang memiliki kedudukan, dan akan dibantai mereka"</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Berkata raja, <i>"siapa yang dimaksud orang yang memiliki kedudukan tinggi itu ?", </i>Syiq berkata, <i>"seorang anak yang tidak tua dan tidak muda, yang akan keluar dari turunan Dzi Yazan, dan tidak akan disisakan seorangpun di Yaman".</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Raja berkata, <i>"apakah kekuasaannya akan berlangsung terus-menerus ataukah terputus ?"</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Syiq berkata, <i>"bahkan akan terputus oleh seorang rasul yang di utus, yang datang membawa kebenaran dan keadilan, diantara semua yang memiliki agama dan kemuliaan, dan akan terus berkuasa di kaumnya sampai hari perpisahan"</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Raja berkata, <i>"apa itu hari perpisahan ?"</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Syiq berkata, <i>"hari dibalasnya setiap orang dari segala perbuatan, dan diserunya setiap orang dari langit, dan didengarnya semua panggilan itu oleh semua orang yang hidup dan yang mati, dan dikumpulkannya manusia untuk satu waktu yang ditentukan, maka saat itu orang yang takwa akan mendapatkan kebaikan-kebaikan dan kemenangan".</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Raja berkata, <i>"apa benar yang kau katakan itu ?"</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Syiq berkata, <i>"sungguh demi penguasa langit dan bumi, dan apa yang diantara keduanya yang tinggi maupun yang rendah, apa yang aku katakan adalah benar tidak ada keraguan padanya"</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Bagi Rabi'ah bin An-Nashr, mimpi yang dialaminya dan takwil yang dijelaskan oleh Sathikh dan Syiq sangat mempengaruhinya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Kegelisahan terus menyelimutinya sampai akhirnya dia mempersiapkan perbekalan dan dikumpulkannya seluruh keluarganya kemudian dibawanya ke 'Iraq. Dia juga sempat mengirim surat kepada raja-raja di Persia yang isinya menceritakan kekhawatiran tentang mimpinya, namun tidak ada yang mempercayainya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><b>Referensi : </b>Kitab Tahdzib Sirah Ibnu Hisyam</span></p>sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-68610545932665412342017-03-19T04:50:00.001-07:002017-03-19T04:50:47.497-07:00Kesejajaran Bentuk<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Yang dimaksud dengan kesejajaran dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan serial. Kesamaan bentuk yang dimaksud adalah jika bentuk pertama merupakan <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Nomina" target="_blank"><i>nomina</i></a>, maka kategori kata yang sederajat juga <i>nomina</i>. Kalau bentuk pertama merupakan <i>verba</i>, bentuk kedua, ketiga dan seterusnya juga <i>verba</i>. Lebih mudahnya, jika bentuk pertama merupakan kata yang berawalan <b>meng-</b>, maka kata kedua, ketiga, yang sederajat juga merupakan kata yang berawalan <b>meng-</b>.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--></div>
<div style="text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]--></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Baiklah, <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>untuk
mempermudah kita dalam memahami kesejajaran bentuk ini, mari kita lihat contoh
berikut :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><i>“Tahap terakhir penyelesaian rumah itu adalah <b>pengecatan </b>temboknya, <b>memasang </b>listrik, dan <b>pengaturan </b>tata ruangnya”. </i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"></span></div>
<a name='more'></a>Coba kita perhatikan penggunaan kata-kata <b>pengecatan…</b>, <b>memasang…</b>, dan <b>pengaturan…</b> Bentuk katanya adalah <b>nomina</b>, <b>verba</b> dan <b>nomina</b>, susunan kata seperti ini didalam sebuah kalimat tidak memenuhi kaidah kesejajaran. Agar kesejajaran bentuk didalam kalimat tersebut terpenuhi, kita dapat memperbaikinya menjadi sbb :<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><i>“Tahap terakhir penyelesaian rumah itu adalah <b>pengecatan</b> tembok, <b>pemasangan</b> listrik, dan <b>pengaturan</b> tata ruangnya”.</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">atau sbb :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><i> </i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><i>“Tahap terakhir penyelesaian rumah itu adalah <b>mengecat</b> tembok, <b>memasang</b> listrik, dan <b>mengatur</b> tata ruangnya”.</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Comic Sans MS"; mso-no-proof: yes;"><span style="font-family: inherit;">Kesejajaran bentuk dalam suatu kalimat sangat penting untuk di perhatikan, karena jika kaidah nya tidak terpenuhi maka kalimat tersebut menjadi tidak efektif. Dan jika sebuah kalimat tidak memenuhi kaidah kalimat efektif, maka informasi yang ingin disampaikan oleh penulis kemungkinan besar tidak akan dapat tersampaikan secara tepat.</span><i> </i></span></div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-8802389399411811262017-03-11T23:31:00.000-08:002017-03-11T23:33:53.937-08:00Kesepadanan dan Kesatuan dalam Kalimat.<div style="text-align: justify;">
Kesepadanan dan kesatuan dalam suatu kalimat dihasilkan dari keseimbangan dan kesesuaian antara gagasan dan struktur bahasa yang di pergunakan. Struktur kalimat yang baik minimal harus memiliki unsur-unsur Subjek dan Predikat. Lebih lengkapnya, unsur-unsur yang terdapat didalam sebuah kalimat adalah sebgai berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Subjek (S)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Didalam sebuah kalimat, Subjek (S) adalah pelaku atau orang yang melakukan kegiatan tertentu. Subjek pada umumnya berupa kata benda seperti : nama orang, binatang, tumbuhan, dan benda. Contoh : Budi, Gajah, Anggrek, Sekolah dan lain-lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b> </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Predikat (P)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Predikat adalah unsur kalimat yang menyatakan kegiatan yang sedang dilakukan oleh Subjek. Predkat </div>
<a name='more'></a>biasanya merupakan kata-kata kerja. Misalnya, Memasak, bermain, menyanyi, dan lain-lain<br />
<div style="text-align: justify;">
<b> </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Objek (O)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Objek adalah sesuatu yang dikenai tindakan oleh Subjek. Sama seperti Subjek, Objek dapat berupa kata-kata benda. Misalnya, Ayah, Harimau, Pakaian, dan lain-lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Keterangan (K)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di dalam sebuah kalimat keterangan menjelaskan bagaimana, dimana atau kapan peristiwa yang dinyatakan dalam kalimat tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b> </b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pembahasan detail mengenai unsur-unsur kalimat silahkan klik <a href="http://www.kelasindonesia.com/2015/02/definisi-dan-contoh-kalimat-spok-yang-benar.html" target="_blank">disini.</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selanjutnya, mari kita lihat contoh kalimat berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Adikku menyiram bunga di kebun belakang".</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalimat diatas maknanya jelas. Kalimat tersebut paling tidak memiliki dua unsur fungsi inti, yakni <b>subjek</b> dan <b>predikat</b>. Disamping itu, hubungan antara unsur subjek (<i>adikku</i>) dangan predikat (<i>menyiram</i>), dan antara predikat dengan objek (<i>bunga</i>) dan keterangan (<i>di kebun belakang</i>) menunjukan keseimbangan dan kesesuaian antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan. Kalimat tersebut akan menjadi lain jika susunan katanya diubah, misalnya menjadi seperti berikut ini :</div>
<div style="text-align: justify;">
<i> </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Adik Bunga menyiram kebun di belakang saya".</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada beberapa hal yang dapat mengacaukan hubungan antara fungsi subjek dan fungsi predikat dalam suatu kalimat, diantaranya :</div>
<div style="text-align: justify;">
<i> </i><b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kehadiran kata tugas yang terselip diantara subjek dan predikat.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Misalnya pada kalimat<i> “Adikku <b>yang</b> sedang menyiram bunga di kebun belakang”.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika dilihat sebagai kalimat efektif, pernyataan diatas bukanlah merupakan suatu kalimat. Pernyataan tersebut hanya terdiri atas satu unsur fungsi, yakni fungsi <b>subjek</b>. Pernyataan tersebut tidak memiliki <b>predikat</b>.<b> </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pemakaian konjungsi atau kata penghubung yang tidak tepat.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Konjungsi terbagi ke dalam dua kategori, yakni:</div>
<div style="text-align: justify;">
<b> </b><i></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Konjungsi <i>intra</i> kalimat yang berfungsi menghubungkan kata dengan kata yang lain dalam sebuah <i>frase</i> atau menghubungkan satu <i>klausa</i> dengan <i>klausa</i> lain dalam sebuah kalimat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b></b><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Konjungsi antar kalimat, berfungsi menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah paragraf.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mari kita lihat penggunaan konjungsi dalam dua kalimat berikut :</div>
<ol>
<li><i>"Siswa putri membersihkan kelas, <b>sedangkan </b>siswa putra membersihkan halaman".</i></li>
<li><i>"Anda akan berhasil dalam ujian <b>jika </b>seluruh materi pelajaran dikuasai".</i></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Konjungsi <b>sedangkan </b>pada kalimat 1 tidak dapat diletakkan di bagian awal kalimat karena jika hal itu dilakukan akan merusak makna dan keutuhan kalimat. Sementara konjungsi <b>jika</b> dalam kalimat 2 dapat menduduki posisi diawal kalimat tanpa merusak makna kalimatnya. Keefektifan sebuah kalimat menjadi rusak akibat pemakaian dan penempatan konjungsi yang keliru. Ada beberapa konjungsi yang tidak bisa menempati posisi diawal kalimat misalnya <b>sedangkan, sehingga, dan, kalau.</b><i> </i></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Coba saja, apa yang terjadi pada kalimat-kalimat berikut, efektifkah ?</div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li><i>"<b>Sedangkan </b>kami bekerja, dia bermalas-malasan".</i></li>
<li><i>"<b>Dan </b>mereka pun siap mengikuti ujian".</i></li>
<li><i>"<b>Sehingga </b>kecelakaan itu tak terelakkan". </i></li>
</ol>
</div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-53533511354648694172017-03-11T23:05:00.000-08:002017-03-19T04:52:03.278-07:00Kalimat Efektif<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pada dasarnya, kegiatan menulis adalah salah satu cara dalam menyampaikan ide atau gagasan sehingga ide atau gagasan tersebut dapat dipahami oleh pembaca. Ide yang di terima oleh pembaca harus memiliki makna sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan oleh penulis. <i>Lalu bagaimana jika Pesan yang di terima tidak sesuai dengan tujuan yang ingin di sampaikan oleh penulis?</i> Hal ini dapat terjadi jika kalimat-kalimat yang digunakan oleh penulis merupakan kalimat yang tidak efektif.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sebuah kalimat dikatakan efektif bila pesan yang di terima oleh pembaca memiliki makna yang sama dengan makna yang ingin di sampaikan oleh penulis. Dengan kata lain, sebuah kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk menimbulkan </span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran penulisnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kalimat efektif dapat di definisikan sebagai "<i>kalimat yang mampu menyampaikan informasi dari penulis kepada pembaca secara tepat, sehingga pembaca bisa memahami informasi yang tersaji dalam kalimat itu secara tepat pula".</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Agar kalimat yang kita tulis dapat memberikan informasi kepada pembaca secara tepat seperti yang diharapkan oleh penulisnya, perlu di perhatikan beberapa hal yang merupakan ciri-ciri kalimat efektif. Ciri-ciri yang dimaksud meliputi : </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>Kesepadanan dan Kesatuan.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">Kesepadanan dan kesatuan dalam
suatu kalimat dihasilkan dari keseimbangan dan kesesuaian antara gagasan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan struktur bahasa yang di pergunakan. Struktur
kalimat yang baik minimal harus memiliki unsur-unsur Subjek dan Predikat. </span></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">Pembahasan lengkapnya klik <a href="http://sebarin-ilmu.blogspot.co.id/2017/03/kesepadanan-dan-kesatuan-dalam-kalimat.html" target="_blank">disini.</a></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;"><b>Kesejajaran Bentuk.</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">yang dimaksud dengan kesejajaran (<i>Paralelisme</i>) dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang yang sama yang dipakai dalam susunan serial. Pembahasan lengkapnya klik <a href="http://sebarin-ilmu.blogspot.co.id/2017/03/kesejajaran-bentuk.html#more" target="_blank">disini</a>.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;"><b>Penekanan Kalimat.</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">Setiap kalimat memiliki fokus informasi/ maksud kalimat. Fokus informasi/ maksud inilah yang biasanya ingin ditekankan oleh penulisnya. Terdapat beberapa cara yang dapat dipergunakan penulis untuk memberikan penekanan maksud dalam kalimat. Cara-cara yang dimaksud meliputi :</span></span></div>
<ul>
<li><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">Posisi dalam kalimat</span></span></li>
<li><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">Urutan yang logis</span></span></li>
<li><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;"> Pengulangan/ Repetisi </span></span></li>
</ul>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">Pembahasan lengkapnya klik disini. </span></span><br />
<br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;"><b>Kehematan.</b></span></span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">Kehematan dalam kalimat efektif merupakan kehematan dalam pemakaian kata, <i>frase, </i>atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan, baik yang berkaitan dengan aspek <i>gramatikal</i> bahasa maupun aspek makna. Unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam memenuhi prinsip kehematan adalah pengulangan subjek kalimat, hiponimi, dan pemakaian kata depan <i>"dari" </i>dan <i>"daripada".</i><b> </b></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">Pembahasan lengkapnya klik disini. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;"><b>Kevariasian dalam struktur kalimat.</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">Sebuah tulisan yang baik merupakan suatu komposisi yang dapat memikat dan mengikat pembacanya agar terus membaca sampai selesai. Oleh sebab itu seorang penulis harus bisa mengolah tulisannya agar pembaca tidak bosan ketika membacanya. Untuk menjaga agar pembaca tidak merasa bosan adalah dengan melakukan variasi-variasi. </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">Pembahasan lengkapnya klik disini. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">Dengan mengenali kelima ciri tersebut, diharapakan seorang penulis dapat menuangkan pesan-pesan yang ingin disampaikan lewat tulisannya dengan menggunakan kalimat yang efektif. Pemahaman mengenai kalimat yang efektif, berarti memperkecil kemungkinan pesan tidak tersamapaikan dengan benar.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-83383771795862467752017-03-03T22:32:00.000-08:002017-03-03T23:00:56.001-08:00Konsep Menulis<div style="text-align: justify;">
Apa yang terbayang difikiran kita saat di tanya tentang dunia tulis menulis?. Banyak diantara kita yang menganggap kegiatan menulis adalah kegiatan yang mengerikan. Kegiatan-kegiatan membosankan seperti menyendiri, merenung, membaca buku-buku tebal adalah rutinitas yang terbayang di benak kita. Tapi apakah benar demikian?, untuk mengetahui jawbannya, mari kita selami gambaran dunia kepenulisan dengan sedikit memahami konsepnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika kita mengingat kembali materi-materi bahasa Indonesia saat kita masih kuliah/ sekolah dulu, ada istilah keterampilan berbahasa. </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a>Baik…, mari kita ingat-ingat kembali apa itu keterampilan berbahasa. <i>Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan menggunakan bahasa yang dapat meliputi mendengarkan/ menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.</i><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvWl4GICN78iLbMxf9UdsC2_jJJGkvkwZHuub3oiykXtU-Rt54A6gKGMVMEsvG_tFrmVW_nGduzFkwsZ82I7GATGk3M4q7Bh05sR98bCqpc2bbDUHD0L8T-NtK6S3am7fEnlQ9l2ZCJ4sm/s1600/Konsep+Menulis.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvWl4GICN78iLbMxf9UdsC2_jJJGkvkwZHuub3oiykXtU-Rt54A6gKGMVMEsvG_tFrmVW_nGduzFkwsZ82I7GATGk3M4q7Bh05sR98bCqpc2bbDUHD0L8T-NtK6S3am7fEnlQ9l2ZCJ4sm/s400/Konsep+Menulis.png" width="282" /></a></td></tr>
<tr align="center"><td class="tr-caption">Keterampilan Berbahasa</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Secara umum, keterampilan berbahasa dapat di bagi menjadi dua, yaitu lisan dan tulisan. Keterampilan berbahasa secara lisan di bagi lagi menjadi dua yaitu menyimak dan berbicara. Begitu juga secara tulisan yang terdiri dari keterampilan membaca dan menulis. Secara sifat, keterampilan berbahasa di bagi menjadi keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif dan bersifat produktif. Menyimak dan membaca merupakan keterampilan yang bersifat reseptif yaitu menerima atau memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara atau penulis, sedangkan berbicara dan menulis bersifat produktif, artinya menghasilkan pembicaraan atau tulisan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada dasarnya, <i>menulis adalah sebuah proses penyampaian pesan, gagasan atau buah pikiran dengan menggunakan bahasa tulis.</i> Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengusung berbagai tujuan, misalnya untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan atau bahkan mempengaruhi pembaca.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara umum, karya tulis dapat di kelompokan menjadi dua, yaitu fiksi dan non fiksi. Tulisan fiksi adalah tulisan yang bersifat imajinatif, artinya seorang penulis mengunakan daya imajinasinya dalam menuangkan ide-ide kedalam tulisannya. Walaupun demikian, bukan berarti isi tulisan fiksi hanya berisi khayalan pengarang semata.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada umumnya, karya tulis imajinasi yang baik adalah karya tulis yang didasari fakta/ data-data yang ada. Misalnya saja saat penulis menggambarkan suatu kondisi di sebuah desa dalam sebuah novel, penggambaran tersebut juga bisa di dasari dengan kondisi-kondisi yang nyata tejadi, sebagai contoh : kehidupan sosialnya, mata pencahariannya dan lain-lain. Dalam karya tulis fiksi, fakta dan data diolah dengan sangat cermat, menggunakan gaya bahasa yang sangat menarik, sehingga menjadi bumbu-bumbu penyedap atau tambahan yang bersifat imajinatif. Contoh karya tulis fiksi di antaranya : cerita pendek, novel, drama, dan jenis karya sastra lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tulisan non fiksi adalah tulisan yang bersifat faktual. Fakta dan data pada tulisan non fiksi harus akurat. Penulis tulisan jenis non fiksi harus bersifat objektif, menggunakan bahasa formal dan baku, tidak menggunakan bahasa sastra. Contoh tulisan non fiksi antara lain : artikel, resensi, laporan, karya ilmiah dan sejenisnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada beberapa tahapan dalam menulis agar kita dapat menghasilkan sebuah karya tulis yang baik, yaitu tahap pra penulisan, tahap penulisan dan tahap pasca penulisan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>a. Tahap Pra Penulisan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tahap ini, penulis harus melakukan kegiatan menentukan topik, mengorganisasikan tulisan, menentukan sasaran atau pembaca, mengumpulkan informasi, dan menyusun kerangka karangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>b. Tahap Penulisan.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah proses tahap pra penulisan, selanjutnya penulis masuk ke tahap beikutnya, yaitu tahap penulisan. Pada tahap ini, penulis mulai menyusun tulisan atau melakukan kegiatan menulis. Tulisan penulis pada tahap ini masih berbentuk draft.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>c. Tahap Pasca Penulisan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah tulisan di anggap selesai, penulis masuk pada tahap pasca penulisan, yaitu membaca ulang tulisan, memperbaikinya dengan cara menambah atau mengurangi dan memperbaiki tulisan yang bersifat mekanis sampai tukilisan dianggap benar-benar final.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sebetulnya ada atau bahkan mungkin banyak sisi menarik dari dunia tulis menulis ini. Disini kita dapat berbagi kembali tentang pengalaman-pengalaman menarik yang mungkin kita ingin orang lain merasakannya juga. Kita dapat memberikan informasi yang mungkin orang lain sangat butuhkan, sehingga inti dari menulis adalah tentang berbagi, berbagi, dan berbagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, masihkah menulis menjadi kegiatan yang dianggap membosankan ? sudah siapkah kita berbagi ide-ide brilian kita dengan dunia ? jika sudah siap, yuk kita berbagi dengan karya-karya indah tulisan kita.</div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-80469604655843680182016-08-31T06:09:00.000-07:002017-02-19T03:12:09.792-08:00Islam di Nusantara<div style="text-align: justify;">
Indonesia, adalah salah satu negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam. Berbagai kejadian peraliahan kekuasaan mewarnai perjalanan sejarah kehidupan bangsa ini. Dari mulai pemerintahan kerajaan Singasari, kerajaan Majapahit, kesultanan demak, masuknya pemerintahan kolonial Belanda, kekaisaran Jepang dan berbagai pemberontakan yang terjadi setelahnya. Lika-liku sejarah yang memiliki sumbangsih sangat besar bagi perkembangan dan keberagaman kebudayaan masyarakatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitupun dengan perkembangan masyarakat/ umat Islam didalamnya. Islam mampu tumbuh dan berkembang dengan luar biasa, menembus dan menerangi kegelapan yang menyelimuti setiap sisi kehidupan masyarakat nusantara waktu itu. Masyarakat yang lekat sekali dengan animisme dan dinamisme nya, yang tertutupi jiwanya dengan selimut hitam kejahilan, menerima setitik cahaya yang mempu mengurai kegelapan menjadi terang benderang dengan cahaya Islam. Islam di Nusantara mampu menunjukan eksistensinya dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam yang pernah berjaya seperti kerajaan Samudera pasai, kerajaan Aceh, kerajaan Demak, Pajang, Mataram, Cirebon dan sebagainya.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keberhasilan Islam berkembang di Nusantara menggelitik rasa ingin tahu sebagian orang tentang siapa yang berjasa menyebarkan dan menanamkan ajaran tauhid di bumi pertiwi ini.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagian berpendapat, penyebar agama Islam di Indonesia adalah para pedagang Muslim yang singgah dan menetap di sini. Pendapat yang lain mengatakan jika kemungkinan ada utusan khusus dari kerajaan-kerajaan Islam saat itu yang memiliki tugas resmi untuk menyebarkan ajaran Tauhid di Nusantara. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika kita melihat latar belakang kepercayaan penduduk Nusantara, maka tantangan yang akan dihadapi dalam menyebarkan ajaran Tauhid akan sangat besar sekali. Sebagai perbandingan, Kita bisa melihat kembali bagai mana Rasulullah SAW menghadapi berbagai tekanan dari masyarakat Mekah saat itu pada awal-awal penyebaran Islam di jazirah Arab. Di Nusantara, kemungkinan tantangannya tidak akan jauh berbeda. Kesimpulannya, jika para penyebar Islam di Nusantara hanya para pedagang, kecil kemungkinan untuk dapat bertahan. Dibutuhkan strategi dakwah yang sistematis dan terorganisir didalamnya yang berisi orang-orang pilihan dengan kemampuan mendalam di bidang Agama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di pulau Jawa, dipercaya bahwa Islam disebarkan oleh sebuah dewan Wali yang di sebut Wali Songo. Akan tetapi cerita yang berkembang di masyarakat kebanyakan adalah cerita-cerita yang sarat sekali dengan nuansa mistik. Penggambaran tokoh-tokoh didalamnya lebih dititik beratkan kepada kesaktian-kesaktian supranatural yang dimilikinya, sehingga seolah-olah hanya cerita legenda semata tanpa ada data-data empiris pendukungnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun, berdasarkan tulisan seorang pemerhati kerajaan Jawa E.A.Indrayana yang di posting di website MuslimDaily.net pada tanggal 11 Desember 2013, dokumen-dokumen sejarah Wali Songo/ penyebar agama Islam di tanah jawa masih dapat di telusuri. Setidaknya ada beberapa dokumen yang konon memiliki hubungan dengan sejarah Wali Songo sbb :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Het Book van Bonang. Manuskrip berisi tulisan tangan pada lembaran-lembaran daun lontar ini adalah karya dari Sunan Bonang. Saat ini manuskrip tersebut berada di perpustakaan Leiden-Belanda. Naskah yang berisi ajaran-ajaran tentang Islam tersebut di temukan oleh armada Belanda pada tahun 1597 Masehi dan dibawa pulang ke negeri Belanda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suluk Linglung. Merupakan buah karya Sunan Kalijaga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kropak Farara. Merupakan naskah karya Maulana Malik Ibrahim yang berisi gambaran tentang ajaran Islam yang di ajarkan kepada penduduk Nusantara. Dokumen ini tersimpan di museum Ferrara, Itali selama kurang lebih 300 tahun sebelum akhirnya pada tahun 1962 foto copy bersama dengan transliterasinya dikirim ke museum Leiden Belanda oleh J Soegiarto.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kitab walisana. Adalah sebuah kitab yang disusun oleh Sunan Giri yang berisi tentang ajaran Islam dan beberapa peristiwa penting dalam perkembangan masuknya agam Islam di tanah Jawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain dokumen-dokumen tersebut diatas, berdasarkan Kitab Kabzul Ulum karya Ibnu Bathuthah yang sampai saat ini masih tersimpan diperpustakaan istana kesultanan Ottoman di Istambul, pembentukan Walisongo ternyata pertama kali dilakukan oleh Sultan Turki, MUHAMMAD I yang menerima laporan dari para saudagar Gujarat (India) bahwa di pulau Jawa jumlah pemeluk agama Islam masih sangat sedikit. Berdasarkan laporan tersebut Sultan MUHAMMAD I membentuk sebuah tim yang beranggotakan 9 orang, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>MAULANA MALIK IBRAHIM, berasal dari Turki, ahli irigasi dan tata pemerintahan;</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>MAULANA ISHAQ, berasal dari Samarkan ahli pengobatan;</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>MAULANA AHMAD JUMADIL KUBRO, berasal dari Mesir;</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>MAULAN MUHAMMAD AL MAGHROBI, berasal dari Maroko;</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>MAULANA MALIK ISRO’IL, berasal dari Turki, ahli tata pemerintahan;</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>MAULANA MUHAMMAD ALI AKBAR, berasal dari Iran, ahli pengobatan;</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>MAULANA HASANUDDIN, dari Palestina;</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>MAULANA ALIYUDDIN, dari Palestina;</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>SYEIKH SUBAKIR, dari Iran, ahli kemasyarakatan;</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sembilan utusan tersebut dapat dikatakan merupakan angkatan pertama dari dewan dakwah yang bertugas menyebarkan ajaran tauhid di tanah Jawa. Seiring dengan berjalannya waktu, formasinya terus berubah dalam menyesuaikan dengan berbagai kondisi yang dihadapi. Seperti misalnya pada tahun 1421 masehi dikirim Ahmad Ali Rahmatullah (yang kemudian biasa di sebut sebagai Raden Rahmat) untuk menggantikan Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1419 masehi. Selanjutnya Raden Rahmat mendirikan sebuah pesantren di daerah Ampel, kemudian beliau dikenal sebagai sunan Ampel. Formasi terus berubah, sampai seperti yang kita kenal sekarang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikianlah sekelumit cerita tentang gambaran perkembangan Islam di Nusantara dan para penyebar agama Islam di tanah Jawa. Tulisan ini hanyalah sebuah catatan yang sifatnya subjektif, hanya melihat dari sudut pandang penulis belaka. Namun diharapkan dengan adanya tulisan ini, dapat menjadi pendorong dalam melakukan studi yang lebih mendalam lagi sehingga manfaat nya dapat lebih kita rasakan. Saran, kritik dan masukan akan sangat membantu bagi penulis untuk perkembangan artikel yang lebih berkualitas lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wallahu’alam bissawab…</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Author : sentot</div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-4719783383616030402016-08-30T03:48:00.003-07:002017-02-19T18:03:12.033-08:005 Tips menangani stress di lingkungan kerja<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bagi para pekerja oriented pekerjaan merupakan object penting didalamnya, dan yang menjadi penting itu bukan masalah sallary nya tapi rasa berkahnya, apalagi buat nafkah keluarga itu hal yang sangat utama dan akan menjadi nilai ibadah. Tetapi terkadang ada saja perkara yang bikin mumet pikiran disaat bekerja.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jika sudah begini siapa saja bisa kena dampaknya, daripada nambah kekacauan lagi mending alihkan stress dengan tips yang saya rasa it works, berikut langkah langkahnya :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">1. Berdo’a dan berdzikir, tips yang paling ampuh menangani stress, karena otak dipusatkan dalam satu pikiran saja, antara kita dan Allah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28)</span><br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">2. Ambil air wudhu, rasakan segala prosesnya saat air mengalir ke setiap bagian tangan, kaki, muka dan bagian lainnya, karena ini berhasil dapat mengendorkan otot –otot yang sebelumnya kaku akibat tekanan karena stress . </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">3. Solatlah, karena solat bisa merileksasikan badan yang tegang akibat stress, maka badan pun akan kembali rileks, seperti melakukan peregangan, tapi jangan salah niat, niatkan untuk ibadah ya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu “(Al-Baqarah: 45)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">4. Berikan senyuman terbaik kepada siapapun yang dijumpai meski dalam keadaaan stress yang luar biasa, karena faktanya senyum merupakan hubungan timbal balik antara sesama manusia yang bisa membuat pikiran positif, oke paksakanlah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">5. Tips terakhir menjadi penutup yang luar biasa, ya memberi atau bersadaqhah. The miracle of giving itu memang terjadi, saat anda memberikan sejumlah kepunyaan milik anda apapun itu berupa harta benda kepada seseorang yang membutuhkan maka orang tersebut akan senang, otomatis hati anda pun akan terasa lapang, tidak ada tuh yang namanya stress lagi. Dan bonusnya orang itu pun akan mendo’a kan kebeikan bagi yang memberi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tidak bisa dipungkiri kejadian yang bisa buat stres dilingkungan kerja baik itu dari pekerjaan, rekan kerja ataupun atasan pasti akan selalu ada, tapi rumusnya itu bagaimana kita menyikapinya. Dan di saat diri disibukkan dengan perkara yang membuat stress kembali maka sudah tahu solusinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Belajarlah pada pegalaman janganlah dibiarkan berlarut, toh diri yang mengambil keputusan utuk siap bekerja , maka harus siap dengan resiko yang terjadi. </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jadi bagaimana siapkah bertarung dengan sejumlah resiko yang membuat stress ? jika iya ikuti 5 tips saya it works !</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Author : Yunar Ratnawati</span></div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-61897025734528612872016-08-19T20:46:00.003-07:002017-02-19T03:12:38.618-08:00 Apa itu Manhaj salaf ?<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Allah '</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">azza wa jalla telah menurunkan kitab Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dalam menghadapi berbagai kondisi yang berlaku dan dalam menghadapi berbagai ujian-ujian kehidupan. Karena hakikatnya dunia ini hanyalah ujian bagi manusia. </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Allah '</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">azza wa jalla berfirman..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"<i>Kitab ini </i></span><i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">(Al Qur’an)</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> </span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>tidak ada keraguan padanya, menjadi petunjuk bagi mereka yang bertakwa.</i>" (Al-Baqarah: 2)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“<i>Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.</i>” (Al-Hijr: 9)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sesungguhnya agama ini telah sempurna dan </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Allah '</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">azza wa jalla telah </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">menunjukan suatu jalan yang lurus bagi kehidupan manusia melalui Al Qur'an sebagaimana firman Allah..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"<i>...Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu... </i>" (Al-Maidah: 3)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“<i>Dan sesungguhnya kami benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus</i>” (Asy-Syuuraa: 52)</span><br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sehingga dalam sholat kita selalu membaca surat Al Fatihah, dimana kita memohon bimbingan dan petunjuk dari </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Allah '</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">azza wa jalla </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">kepada jalan yang lurus dan sesungguhnya petunjuk itu telah ada dan nampak namun hanya saja kita tidak memahaminya dan mencarinya. Maka sesungguhnya ayat-ayat dalam surat Al Fatihah ini terkandung </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">petunjuk yang luar biasa. Perhatikanlah ayat-ayat dalam surat tersebut..</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“<i>Tunjukilah kami jalan yang lurus." </i></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">(Al fatihah)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"</span><i style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tunjukilah kami jalan yang lurus</i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">" ? maka pertanyaannya, apakah kita belum berada dijalan tersebut ? Lalu berada dijalan manakah kita berada saat ini ? maka pertanyaan itu kembali kepada pribadi kita masing-masing namun perhatikanlah ayat berikutnya.. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<i style="font-family: Verdana, sans-serif;">"(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat</i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">” </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">(Al fatihah)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pada ayat tersebut Allah menyebutkan 3 jalan yang berbeda, yaitu :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>1. Jalan orang-orang tidak beramal shalih</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<i style="font-family: Verdana, sans-serif;">"bukan (jalan) mereka yang dimurkai" </i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">adalah jalan orang-orang yang mengetahui kebenaran, namun meninggalkannya (tidak mengamalkannya), seperti yahudi dan semisal mereka.” (Tafsir As-Sa’di, hal. 28)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: Verdana, sans-serif;">2. Jalan orang-orang tidak berilmu</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<i style="font-family: Verdana, sans-serif;">"bukan (pula jalan) mereka yang sesat" </i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">adalah orang-orang yang meninggalkan kebenaran dalam keadaan tidak berilmu dan sesat, seperti nashrani dan semisal mereka”. (Tafsir As-Sa’di, hal. 28)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: Verdana, sans-serif;">3. Jalan orang-orang berilmu dan beramal shalih</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<i style="font-family: Verdana, sans-serif;">"(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka"</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ibnu Katsir rahimahullah berkata : "Mereka adalah orang yang mendapatkan hidayah, keistiqomahan dan ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya, melaksanakan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ibnul Qoyyim rahimhullah berkata : “Perhatikanlah rahasia yang indah dalam penyebutan sebab dan balasan bagi tiga golongan (yang terkandung dalam surat Al-Faatihah, pent) dengan lafadz yang paling ringkas dan singkat, maka sesungguhnya pemberian nikmat kepada mereka mengandung pemberian nikmat hidayah oleh-Nya, yang hidayah itu sendiri adalah ilmu yang bermanfa’at dan amal sholeh”. (Madarijus Salikin 1/36)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dan Nabi shalallahu'alaihi wasallam mengabarkan tentang manusia terbaik yang pernah hidup dimuka bumi ini, sebagaimana sabdanya..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“<i>Sebaik-baik manusia adalah generasiku (Sahabat), kemudian orang-orang yang setelahnya (Tabi’in), lalu orang-orang yang sesudahnya (Tabi’ut Tabi’in)</i>” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Maka tidak diragukan lagi bahwa merekalah orang-orang yang diberi nikmat oleh </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Allah '</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">azza wa jalla yang harus kita jadikan panutan dalam memahami agama Allah ini yang mana mereka dianugrahi ilmu dari Nabi </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">shalallahu'alaihi wasallam dan pula beramal shalih bersamanya serta istiqamah dijalannya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Lalu apa itu Manhaj salaf ?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Manhaj dalam bahasa Arab sama dengan minhaj, yang bermakna "s</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">ebuah jalan yang terang lagi mudah." (Tafsir Ibnu Katsir 2/63, Al Mu’jamul Wasith 2/957) sedangkan Salaf bermakna "s</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">iapa saja yang telah mendahuluimu dari nenek moyang dan karib kerabat, yang mereka itu diatasmu dalam hal usia dan keutamaan." (Lisanul Arab, karya Ibnu Mandhur 7/234).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dan dalam syariat islam, Salaf yaitu para imam terdahulu yang hidup pada tiga abad pertama Islam, dari para shahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, tabi’in (murid-murid shahabat) dan tabi’ut tabi’in (murid-murid tabi’in). (Lihat Manhajul Imam As Syafi’i fii Itsbatil ‘Aqidah, karya Asy Syaikh Dr. Muhammad bin Abdul Wahhab Al ‘Aqil, 1/55).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Maka Manhaj Salaf merupakan suatu istilah dalam syariat islam untuk sebuah jalan yang terang lagi mudah, yang telah ditempuh oleh para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, tabi’in dan tabi’ut tabi’in di dalam memahami agama islam yang dibawa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.</span></div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-92182065573822664282016-08-19T19:00:00.000-07:002016-08-19T19:00:01.245-07:00Kebahagian Yang Hakiki <div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kebahagian atau kegembiraan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan yang intens. Lalu b</span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">olehkah kita mengejar kebahagiaan ?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tidak apa-apa dengan kaya bagi orang yang bertakwa . dan sehat bagi yang bertakwa itu lebih baik dari kaya . dan bahagia itu bagian kenikmatan” (HR. Ibnumajah no 2132)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Boleh, kita mengejar kebahagian maupun dunia dan akhirat tetapi kita tidak bisa luput dari kuncinya rasa bersyukur kepada yang maha pencipta yaitu Allah SWT. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Maka ingatlah kamu kepada-ku niscaya aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepaku-ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-ku (QS Al Baqarah : 152)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bahagia itu tanpa harus kita memiliki seseorang, tanpa harus kita bagaian dari dirinya karna bahagia disini rasa senang yang mungkin bisa kita rasakan bersama orang orang kita sayang seperti halnya sahabat, teman, dan maupun paling utama itu keluarga kita.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bila kita peduli dengan seseorang dan ingin membahagiakan dirinya tanpa harus memilikinya itu suatu kebahagian untukku</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Sidiq Faudly M“</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sahabat muslimin dan muslimah yang berbahagia “apakah saudara tau bahagia hakiki seperti apa ?” </span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Banyak orang tertipu akan gemilang harta ,jabatan, gelar setinggi tinggi nya didunia ini sampai orang tersebut berjuang mati matian demi mendapatkan inginan duniawi nya tanpa memikirkan dunia akhirat. Dan bila ditanya mereka hanya mencari kebahagian hal itu akan tetapi semua itu adalah kebahagian yang semu. </span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">kebahagian yang berujung sengsara dan hilang apa yang mereka cari.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Syaikh nashir bin sulaiman Al umar hafizhahullah mengatakan “betapa banyak orang yang kaya raya kemudian tiba-tiba lenyap hartanya, dan hilang kekayaannya oleh suatu sebab, kemudian sisa hidupnya penuh dengan penderitaan dan kebinasaan” (AS Sa’adatu bainal wahmi wal haqiqat, hal 4)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">APA KEBAHAGIAAN HAKIKI ITU ?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kita ketahui bahwa apa yang diusahakan kebanyakan manusia untuk mendapatkan kebahagiaan tidak mengantarkan mereka kepada kebahagiaan hakiki. karna jabatan harta, kenikmatan makanan yang lezat akan kita merasakan bahagia ? namun semua itu apakah sebenarnya kebahagiaan ? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lihat kebahagiaan disini terbagi akan 2 bahagia ;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>Kebahagian inderawi</b>, seperti berlimpahnya makanan yang lezat , minuman yang segar, pakaian, kendaraan, dan apa saja yang menjadi kebutuhan utama hidup kita dan tidak lebih dari itu. Kebahagian sejenis ini bisa dirasakan baik oleh orang-orang yang beriman maupun kafir.</span></li>
<li><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>Keabahagian rohani</b>, yaitu dengan bahagiaan hati, lapang dada, pemandangan yang menyejukkan mata, dan ketenangan hidup. Inilah kebahagian yang seandainya bisa dibeli dengan uang niscaya orang kaya pun akan berlomba untuk membelinya , sampai-sampai orang miskin sekalipun rela berhutang untuk memperolehnya, akan tetapi bukan demikian adanya , namun kebahagianini hanya diperoleh atau diberikan kepada hamba- hamba Allah yang Dia kehendaki (lihat risalah Syaikh Abdul Aziz As Sadhan )</span></li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Allah Ta’ala memberikan resep hidup bahagia yang sebenar-benarnya (hakiki) di dalam firman-Nya : </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan “ (QS An Nahl : 97)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Author : Nydia Nur Sendy</span></div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-22465947547364101992016-08-17T17:04:00.001-07:002016-10-26T00:50:55.324-07:00Nasehat Bagi Pembaca Tafsir Azh-Zhilal Karya Sayid Quthub<div style="text-align: justify;">
Al-Allamah Abdul muhsin Al-Abbad hafizhahullah Ta'ala ditanya:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertanyaan: Apa nasihat anda kepada kami tentang hukum membaca tafsir Azh-Zhilal?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jawaban: Azh-Zhilal karya Syaikh Sayid Quthub rahimahullah padanya tercampur antara yang baik dan buruk. Dan dia (Sayid Quthub) itu hakikatnya adalah seorang penulis, bukan seorang ulama. Dan ilmu itu tidak bisa diraih dari semisal penulis ini. Bahkan mungkin seorang insan bisa mendapatkan bencana dari sesuatu yang ada pada penulis, atau terjadi perkara yang membahayakan dengan sebab apa yang ada pada penulis dari perkara-perkara yang tidak pantas, tidak semestinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang insan umurnya tidak cukup untuk membaca segala sesuatu, di sana ada kitab-kitab yang bagus dan faedah-faedahnya besar. Itulah kitab-kitab ilmiyah, dan penulisnya dari kalangan ulama yang jadi rujukan. Sama saja apakah dari kalangan ulama terdahulu ataupun ulama sekarang. Maka seorang insan yang membaca tafsir semisal tafsir Ibnu Jarir, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di dari kalangan ulama zaman ini, ia akan mendapati kebaikan yang sangat banyak di dalamnya. Menemukan kalamnya para ulama, mendapati nafas ilmu dan ulama, lebih-lebih semisal Tafsir Ibnu As-Sa'di rahimahullah, maka itu adalah tafsir yang berharga bersamaan dengan ringkasnya tapi ungkapannya jelas beruntut. Di dalamnya terdapat pendalilan-pendalilan yang cermat. Kitab ini sangat cocok untuk penuntut ilmu ataupun awam, kalau dibacakan kepada orang awam di masjid-masjid niscaya akan diraih banyak faedah dan menjadikan mereka mengerti makna-makna Al-Quran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau penuntut ilmu menelaahnya niscaya mereka akan mendapatkan ilmu dan dalamnya pendalilan. Karena sang penulis dikaruniai pemahaman terhadap Kitabullah dan diberi taufiq memusatkan perhatian padanya. Maka barang siapa yang membaca kitab-kitab dan tafsir beliau dia akan mendapati ilmu yang berlimpah, mendapati ucapan seorang alim, dan dialeknya orang berilmu yang jelas dan gamblang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun kitabnya Sayid Quthub, maka isinya musibah, maka seorang insan mesti menyibukkan dengan (kitab) yang lebih baik darinya, dengan (kitab) yang aman dari satu sisi. Dan dengan apa yang melindungi jiwanya dari akibat-akibat jelek dengan kitab-kitab yang bermanfaat. Adapun semisal kitab ini (Zhilal-pent) yang isinya tercampur, berisi sekumpulan fikrah (pemikiran) dan melepaskan pena dengan menulis perkara-perkara yang tidak pantas tidak layak, seperti mencela sebagian para Nabi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia (Sayid Quthub) mengatakan tentang Nabi Musa 'alaihissalam : </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Beliau itu seorang yang temperamental".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia berkata tentang Utsman Bin Affan radhiallahu 'anhu pada beberapa kitabnya: </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Sesungguhnya kekhilafahannya itu adalah kekosongan." </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan ini adalah pelecehan terhadap kedudukan Utsman radhiallahu 'anhu pada sebagian kitab-kitabnya. Dan sesungguhnya pada kekhilafahan beliau, " beliau sudah mengalami pikun, kekhilafahannya itu kekosongan. Ini adalah ucapan pelecehan yang tidak pantas dan tidak layak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahkan dalam kekhilafahan Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu terjadi kebaikan yang banyak di zaman beliau, terjadi penaklukan-penaklukan (negeri kafir), dan hingga penghujung kehidupan beliau pada akal, pemahaman dan ilmu beliau tidak terjadi sesuatu yang menjadikan orang ini (Sayid Quthub) mengatakan: " Beliau itu mengalami pikun dan kekhilafahan beliau itu adalah kekosongan."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini adalah ucapan merendahkan, menjadi jongos bagi musuh-musuh Islam dan muslimin yang menginginkan untuk mengambil dari orang -orang yang menisbahkan diri kepada sunnah sesuatu untuk menjatuhkan Ahlussunnah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesimpulannya, sesungguhnya kitab semisal ini (Zhilal) tidak sepantasnya untuk dipelajari, sesungguhnya yang pantas dipelajari adalah kitab yang aman (dari penyimpangan) yang selamat, yang berisi ilmu, dan kitab yang memberikan manfaat dan keselamatan, yang seorang insan keluar (dari membacanya) membawa ilmu dan keselamatan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun kitabnya Sayid Qutub maka tidak dihasilkan padanya ilmu dan terkadang mengeluarkan bencana. Dan adapun celaannya kepada Amr bin Al-Ash radhiallahu 'anhu maka itu tercantum dalam kitab yang berjudul "Syakhshiyaat Islamiyyah."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia mencela Amr bin Al-Ash dan Mu'awiyah radhiallahu 'anhuma, ia mengatakan: </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Kedua sahabat tadi itu adalah orang curang dan munafiq." </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini Muawiyah bin Abi Sufyan penulis Wahyu memiliki kecurangan, maknanya: Sesungguhnya ia (Muawiyah-pent) memasukan ke dalam Al-Quran sesuatu yang selain Qur'an, dalam keadaan beliau adalah penulis Wahyu. Dalam keadaan Rasulullah mempercayakan beliau untuk menulis Wahyu. Kita berlindung kepda Allah dari kehinaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Abu Zur'ah Ar-Raazy rahimahullah berkata: </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Barang siapa yang merendahkan salah seorang dari sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sesungguhnya dia adalah orang zindiq. Yang demikian itu karena sesungguhnya Rasulullah itu benar, Al-Kitab itu benar, sesungguhnya yang menyampaikan Al-Kitab kepada kita adalah para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Dalam keadaan mereka menginginkan untuk menjarh saksi-saksi kita untuk membatalkan Al-Kitab dan As-Sunnah. Maka menjarh mereka itu lebih pantas karena mereka itu adalah orang-orang zindiq."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Syarh Sunan Abi Dawud 170.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber : http://cutt.us/PC8W1</div>
<div style="text-align: justify;">
Kunjungi || http://forumsalafy.net/nasehat-bagi-mereka-yang-masih-membaca-tafsir-fii-zhilalil-quran-karya-sayid-quthub/</div>
<div style="text-align: justify;">
Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy</div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-7629003495237112812016-08-16T04:03:00.004-07:002016-08-16T04:03:05.772-07:00Fenomena Kepemimpinan<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jika kita melihat lingkungan sosial di sekitar kita, akan terlihat fenomena menarik tentang kepemimpinan, terutama didalam kepemimpinan pemerintahan. Tanggapan tentang pemimpin-pemimpin dalam pemerintahan sebagian besar berisi kritikan-kritikan, hujatan-hujatan bahkan tidak sedikit yang berisi hinaan dan cacian. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebagian orang beranggapan bahwa para pemimpin yang berwenang saat ini adalah pemimpin-pemimpin yang salah, tidak bertanggung jawab, korup, menyengsarakan rakyat dan berbagai macam tuduhan negatif lainnya. Sebagian umat Islam merasa kecewa karena suatu daerah dipimpim oleh nonmuslim. Isu-isu konspirasi merebak dimana-mana, bentrokan masyarakat terjadi di beberapa daerah. Sosial media menjadi sarana mewabahnya informasi- informasi yang belum tentu teruji derajat kesahihannya. Informasi-informasi yang beredar tidak jarang mengandung pesan-pesan provokasi yang berbahaya bagi masyarakat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Selanjutnya pertanyaan yang muncul adalah “betulkah para pemimpin negeri ini tidak memiliki kompetensi yang memadai untuk memegang tanggung jawab ini ?, ataukah karena sudah begitu besarkah masalah yang di hadapi pemerintah saat ini ?, lalu jika semuanya benar, apa sekiranya yang dapat menjadi solusi untuk segala permasalahan ini ?”.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Disatu sisi, negeri ini memang sedang menghadapi masalah perekonomian yang luar biasa pelik. Krisis global yang dihadapi negara-negara maju berdampak pula bagi negeri kita tercinta ini. Krisis moral dalam masyarakat juga menjadi penambah beban bagi pemerintah saat ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Namun disisi lain, masalah-masalah tersebut di atas juga dapat menjadi indikator jika roda pemerintahan belum berjalan sebagaimana mestinya. Pemerintah belum dapat memberikan rasa tenang bagi masyarakatnya. Hal ini dapat dilihat dari bebasnya informasi-informasi provokatif berlalu lalang di masyarakat. Keadilan para pemimpinpun dapat dipertanyakan saat kita mendengar ataupun melihat bentrokan-bentrokan yang terjadi di beberapa daerah. Krisis moral yang dihadapi msayarakat menandakan kurangnya ketegasan dari pemerintah. Jika masalah-masalah tersebut dapat dijadikan indikator untuk menilai kepemimpinan yang buruk, lalu adakah indikator paling mudah untuk menilai suatu kepemimpinan yang baik ?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bagi seorang muslim, sangatlah mudah untuk mengidentifikasi baik buruknya seorang pemimpin. Sikap masyarakat atau rakyat terhadap pemimpin nya dapat menjadi indikator dasar untuk menilai baik buruknya seorang pemimpin. Karena menurut Islam, seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang di cintai oleh rakyatnya. Secara logis ini sangat masuk akal sekali, karena kecintaan rakyat terhadap pemimpinnya adalah merupakan suatu akibat. Sebuah timbal balik atas apa yang telah diberikan oleh sang pemimpin. Jika seorang pemimpin menjalankan kepemimpinannya secara benar, dan mempu memberikan rasa keadilan, ketentraman dan ketegasan bagi rakyatnya maka secara otomatis rakyat akan mendukung dan mencintainya. Hadits di bawah ini dapat menjadi bahan renungan buat kita bersama :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dari 'Auf Ibn Malik, berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Sebaik-baiknya pemimpin kalian ialah orang-orang yang kalian mencintai mereka dan mereka pun mencintai kalian, juga yang kalian mendoakan kebaikan untuk mereka dan mereka pun mendoakan kebaikan untuk kalian. Sedangkan seburuk-buruk pemimpin kalian ialah orang-orang yang kalian membenci mereka dan mereka pun membenci kalian, juga yang kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lalu bagaimanakah caranya menciptakan seorang pemimpin yang memiliki kompetensi yang memadai untuk memimpin rakyatnya ? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bagi kita masyarakat kecil yang tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk melakukan perubahan besar, berdo’a dan memperbaiki diri adalah yang terpenting. Karena pada dasarnya, hanya Allah SWT lah yang mengangkat seorang pemimpin bagi suatu kaum. Dan baiknya, kita selalu berbaik sangka terhadap semua ketentuan Allah swt yang sudah terjadi. Kita juga harus selalu berpandangan positif bahwa tidak mungkin Allah menurunkan seorang pemimpin yang buruk terhadap suatu kaum yang selalu taat kepada-NYA. Wallahu’alam bissawab.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Note :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tulisan ini hanyalah opini penulis semata, pandangan-pandangan didalamnya hanyalah pandangan subjektif belaka sehingga diperlukan kebijakan pembaca dalam memahaminya. Saran dan kritik pembaca adalah masukan yang Insya Allah akan sangat bermanfaat sekali bagi penulis. Terima kasih.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Author : Sentot</span></div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-30521704961062839612016-08-14T04:24:00.001-07:002016-10-26T01:12:25.745-07:00Ketentuan Hewan Qurban<div style="text-align: justify;">
<b>a. Kambing domba atau jawa</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak ada khilaf di kalangan ulama, bahwa seekor kambing cukup untuk satu orang. Demikian yang dinyatakan oleh Ibnu Qudamah dalam Syarhul Kabir (5/168-169).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seekor kambing juga mencukupi untuk satu orang dan keluarganya, walaupun mereka banyak jumlahnya. Ini menurut pendapat yang rajih, dengan dalil hadits Abu Ayyub Al-Anshari , dia berkata:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
كَانَ الرَّجُلُ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللهِ يُضَحِّي بِالشَّاةِ عَنْهُ وَعَنْ أَهْلِهِ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dahulu di zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, seseorang menyembelih qurban seekor kambing untuknya dan keluarganya.” (HR. At-Tirmidzi no. 1510, Ibnu Majah no. 3147. At-Tirmidzi berkata: “Hadits ini hasan shahih.”)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Juga datang hadits yang semakna dari sahabat Abu Sarihah diriwayatkan oleh Ibnu Majah (no. 3148). Asy-Syaikh Muqbil dalam Shahihul Musnad (2/295) berkata: “Hadits ini shahih sesuai syarat Syaikhain….”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>b. Unta</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut jumhur ulama, diperbolehkan 7 orang atau 7 orang beserta keluarganya berserikat pada seekor unta atau sapi. Dalilnya adalah hadits Jabir , dia berkata:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
نَحَرْنَا مَعَ رَسُولِ اللهِ بِالْحُدَيْبِيَّةِ الْبَدَنَةَ عَنْ سَبْعَةٍ وَالْبَقَرَةَ عَنْ سَبْعَةٍ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kami pernah menyembelih bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pada waktu Hudaibiyyah seekor unta untuk 7 orang dan seekor sapi untuk 7 orang.” (HR. Muslim no. 1318, Abu Dawud no. 2809, At-Tirmidzi no. 1507)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikianlah ketentuan Sunnah Rasulullah yang masyhur di kalangan kaum muslimin, dahulu maupun sekarang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Atas dasar itu, maka apa yang sedang marak di kalangan kaum muslimin masa kini yang mereka istilahkan dengan ‘qurban sekolah’ atau ‘qurban lembaga/yayasan adalah amalan yang salah dan qurban mereka tidak sah. Karena tidak sesuai dengan bimbingan As-Sunnah yang telah dipaparkan di atas. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan tanpa contoh dari kami maka dia tertolak.” (HR. Muslim no. 1718 dari Aisyah )</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Al-Imam Asy-Syinqithi dalam tafsirnya Adhwa`ul Bayan (3/484) menegaskan:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Para ulama sepakat, tidak diperbolehkan adanya dua orang yang berserikat pada seekor kambing….”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber : http://asysyariah.com/memilih-hewan-kurban/</div>
<div style="text-align: justify;">
Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy</div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-39927015925770366512016-08-14T01:33:00.000-07:002016-10-26T01:12:38.623-07:00Memilih Hewan Qurban<div style="text-align: justify;">
Perlu dipahami bahwa berqurban tidaklah sah kecuali dengan hewan ternak yaitu unta, sapi, atau kambing. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wata’ala:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rizki yang telah Allah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.” (Al-Hajj: 28)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Juga firman-Nya:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah dirizkikan Allah kepada mereka.” (Al-Hajj: 34)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan yang paling afdhal menurut jumhur ulama adalah unta (untuk satu orang), kemudian sapi (untuk satu orang), lalu kambing (domba lebih utama daripada kambing jawa), lalu berserikat pada seekor unta, lalu berserikat pada seekor sapi. Alasan mereka adalah:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Unta lebih besar daripada sapi, dan sapi lebih besar daripada kambing. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (Al-Hajj: 32)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Unta dan sapi menyamai 7 ekor kambing.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Hadits Abu Hurairah :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بُدْنَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ، وَمضنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَّاجَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Barangsiapa yang mandi Jum’at seperti mandi janabat kemudian berangkat, maka seolah dia mempersembahkan unta. Barangsiapa yang berangkat pada waktu kedua, seolah mempersembahkan sapi, yang berangkat pada waktu ketiga seakan mempersembahkan kambing bertanduk, yang berangkat pada waktu keempat seakan mempersembahkan ayam, dan yang berangkat pada waktu kelima seakan mempersembahkan sebutir telur.” (HR. Al-Bukhari no. 881 dan Muslim no. 850)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun hadits yang menunjukkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berqurban dengan kambing kibasy, yang berarti dinilai lebih afdhal karena merupakan pilihan beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam, maka dijawab:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Hal tersebut menunjukkan kebolehan berqurban dengan kambing.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam berbuat demikian agar tidak memberatkan umatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
[Fatawa Al-Lajnah Ad-Da`imah, 11/398-399, no. fatwa 1149, Adhwa`ul Bayan, 3/382-384, cet. Darul Ihya`it Turats Al-‘Arabi]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Faedah : Al-Imam Muhammad Amin Asy-Syinqithi dalam tafsirnya, Adhwa`ul Bayan (3/485), menukil kesepakatan ulama tentang bolehnya menyembelih hewan qurban secara umum, baik yang jantan maupun betina. Dalilnya adalah keumuman ayat yang menjelaskan masalah hewan qurban, tidak ada perincian harus jantan atau betina, seperti ayat 28, 34, dan 36 dari surat Al-Hajj.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Para ulama hanya berbeda pendapat tentang mana yang lebih afdhal. Yang rajih adalah bahwa kambing domba jantan lebih utama daripada yang betina. Sebab Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyembelih kambing kibasy (jantan) bukan na’jah (betina). Wallahu a’lam bish-shawab.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber : http://asysyariah.com/memilih-hewan-kurban/</div>
<div style="text-align: justify;">
Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy</div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-66833322249571331472016-08-12T04:41:00.002-07:002016-10-26T01:12:48.432-07:00Sedekah Tanpa Harta<div style="text-align: justify;">
Asy-Syaikh Zaid Al-Madkhali rahimahullah</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesungguhnya sedekah itu sebagaimana bisa dengan harta yang sedikit ataupun banyak, maka sesungguhnya juga bisa dilakukan dengan perkara lain selain harta. Diantara perkara-perkara itu adalah sebagai berikut: </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Berdzikir dengan berbagai macam jenisnya, seperti membaca Al-Qur'an, yaitu paling afdhalnya dzikir, membaca tasbih, tahmid, tahlil, takbir, taubat, istighfar dan selainnya dari dzikir hati dan dzikir lisan. Maka itu semua adalah sedekah-sedekah yang berlipat ganda (pahalanya) yang tidak ada beban padanya, tidak ada kelelahan, tidak ada kesulitan. Hanya saja itu adalah sedekah yang ringan, gampang dilakukan, mudah bagi hati dan lisan sekaligus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Dan sedekah juga bisa dilakukan dengan perkara-perkara lainnya yang Nash-nash Al-Kitab dan As-Sunnah membimbing kita :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<ul>
<li style="text-align: justify;">Mendamaikan antara manusia (yang berselisih) yang Allah sangat mengagungkan kedudukannya. Maka Allah menjadikannya sebagai sebaik-baik (amalan) yang dipersembahkan oleh seoarang insan, dengannya mengharap wajah Allah dan negeri akhirat.</li>
<li style="text-align: justify;">Menyingkirkan duri, tulang atau batu dari jalan, menuntun orang yang buta, membimbing orang bisu dan tuli, memberi tahu orang yang butuh ditunjuki kepada hajatnya yang engkau tahu tempatnya, menolong orang yang sedang kesusahan, menolong orang yang lemah dan semisal itu dari bentuk-bentuk sedekah</li>
<li style="text-align: justify;">Akhlak yang baik, menampakkan wajah yang ramah dan engkau menuangkan air dari wadahmu ke gelas saudaramu itu tercatat sebagai sedekah bagimu.</li>
<li style="text-align: justify;">Menahan kejelekkan dari manusia itu adalah sedekah seorang hamba atas dirinya. </li>
<li style="text-align: justify;">Apa yang dimakan oleh burung, oleh binatang buas, apa yang diambil oleh seorang muslim dari hartanya tanpa izin dan tanpa sepengetahuannya adalah sedekah baginya pula.</li>
<li style="text-align: justify;">Mengajarkan ilmu itu adalah seagung-agung sedekah, karena di dalamnya terkandung menyelamatkan manusia dari kebodohan dan memasukkan mereka ke dalam pintu-pintu cahaya dan petunjuk.</li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan perkara-perkara ini sedikit dari yang banyak termasuk apa yang dengannya Allah memuliakan seorang hamba muslim, berupa amalan-amalan kebajikan yang dianjurkan yang menjadi bernilai sedekah yang dilipatgandakan (pahalanya) sebagai rahmat dan karunia dari Allah. Dan Allah itu Maha Luas dan Maha mengetahui.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber : Al-Afnaan An-Nadiyah juz ke 3 kitab Zakat hal 125 || http://cutt.us/WRFgL</div>
<div style="text-align: justify;">
Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy</div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-4852706609461177702016-08-11T23:04:00.000-07:002016-10-26T01:12:59.776-07:00Nasehat & Wasiat Untuk Para Penuntut Ilmu<div style="text-align: justify;">
Oleh: Asy-Syaikh Khalid bin Dhahwi Azh Zhafiri hafidzahullah</div>
<div style="text-align: justify;">
Disampaikan pada Penutup Dars Kitab Al-Qoulus Sadiid di Masjid Ma'had Al-Anshar, Yogyakarta | Dzulqa'dah 1437 H/ Agustus 2016</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan bersungguh-sungguh serta bersemangat dalam menuntut ilmu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ilmu tidak sekedar dipelajari ketika dauroh saja. Ilmu butuh kepada muroja'ah(mengulang), dirosah(mempelajari), dan kitabah(menulis). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ilmu butuh kepada menghadiri berbagai halaqoh dan sabar serta memanfaatkan seluruh waktu yang dimiliki.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
''Ilmu itu jika kamu berikan seluruh waktumu untuknya, ia akan memberimu sebahagian saja.''</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagaimana ungkapan,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
تتعلم من المحبرة الى المقبرة</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Belajar sejak dari buaian sampai ke kuburan (datangnya ajal).''</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Lemahnya penguasaan Bahasa Arab kalian sehingga kalian butuh usaha yang lebih dan lebih banyak untuk mempelajarinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadikan percakapan antara kalian di lingkungan dan pondok-pondok dengan berbahasa Arab sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa. Bahasa Arab adalah modal ilmu yang tidak akan bisa membaca dan mempelajari ilmu syar'i tanpanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun demikian janganlah pelajaran Bahasa Arab tersebut melalaikan dari mempelajari ilmu tauhid, akidah, fikih, tafsir dll. Baca ilmu tentang itu semua dengan terus mempelajari bahasa Arab.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Tidaklah ilmu dan kitab para Salaf sampai kepada kita kecuali dengan semangat dalam menuntut ilmu. Bahkan mereka hampir tidak meluangkan waktu untuk makan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagaimana kisah Ibnu Abi Hatim yang membeli seekor ikan namun tidak sempat memasaknya karena sibuk menuntut ilmu sampai berlalu tiga hari. Akhirnya mereka memakan ikan tersebut mentah-mentah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan meluangkan waktu sepenuhnya untuk ilmu maka seseorang akan meraih kedudukan dan martabat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun disayangkan didapati sebahagian penuntut ilmu yang berpuas diri dengan apa yang telah ia raih. Semangatnya melemah dalam menghadiri durus, talaqqi,...seakan-akan ia telah merasa cukup dan sudah mendapatkan ghanimah sehingga tidak menginginkan tambahan ilmu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Padahal kebalikannya, seseorang yang sudah meluas ilmunya dan menceburkan diri dalam lautan ilmu semakin merasa bahwa dirinya jahil. Dan ia menyadari bahwa tidak ada yang bisa menghapus kejahilannya itu kecuali dengan menuntut ilmu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Hendaknya kalian bersatu di atas Sunnah dan Manhaj Salafus Shalih dan tidak berpecah-belah serta saling menasihati dan mengasihi satu dengan lainnya dan hikmah dalam berdakwah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saling berkunjung satu dengan lainnya. Dengan bersatu menjadi sebab dakwah akan kokoh, tersebar tauhid dan sunnah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5. Berakhlak dan bermuamalah yang baik dengan manusia, bersabar dan hikmah. Hal itu adalah salahsatu media terbaik untuk mendakwahkan tauhid.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jangan sampai akhlakmu yang jelek menjadikan orang lari dari dakwah tauhid. (Sejarah membuktikan) bahwa tersebarnya dakwah Islam di negeri ini diantaranya karena muamalah dan akhlak yang baik dari kaum muslimin pendatang di negeri ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
6. Selalu berhubungan dan terikat dengan Ulama Kibar yang mereka terkenal memahami sunnah, Manhaj yang lurus dan akidah yang shahihah</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semisal Asy-Syaikh Ibnu Baaz, Asy-Syaikh Al-'Utsaimin, Asy-Syaikh al-Albaniy, Asy-Syaikh al-Luhaidan, Asy-Syaikh Robi', Asy-Syaikh 'Ubaid, Syaikh Muhammad bin Hadi dan dari para Ulama Ahlussunnah yang lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jangan mengambil ilmu dari juhala, Ahlul ahwa` wal Bid'ah. Tekad kita seluruhnya untuk mengambil ilmu hanya dari Ulama Sunnah Salafy.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Channel Telegram :</div>
<div style="text-align: justify;">
tlgrm.me/ForumBerbagiFaidah [FBF]</div>
<div style="text-align: justify;">
www.alfawaaid.net</div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-75471472099329820522016-08-09T18:42:00.001-07:002016-10-26T01:13:14.209-07:00Hukum Sumbangan Acara Perayaan Agustusan<div style="text-align: justify;">
Al-Ustadz Muhammad Afifuddin -hafidzahullah ta'ala-</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Biasanya dalam bulan Agustus para pamong desa meminta dana Agustusan di masyarakat untuk mensukseskan beragam agenda acara yang mereka buat, seringnya disebutkan minimalnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bila kita memahami apa yang telah diuraikan di atas, maka kita akan tahu bahwa penarikan dana ini tidak sesuai syar'i dengan alasan sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Termasuk membantu acara yang tidak ada bimibinganya dalam agama Islam. Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman :</div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ</div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." [QS. Al Maidah 2].</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Penarikan dana tersebut tidak berdasar pada sebuah Perda sedikitpun bahkan terkesan memaksa, terbukti mereka marah bila ada yang tidak menyumbang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketahuilah! Semoga Allah Ta'ala menambahkan umur kepada kita, bahwa harta seorang muslim adalah haram untuk diambil kecuali dengan izin dan kerelaannya, maka menarik pungutan tanpa dasar syar'i termasuk memakan harta orang lain dengan kebatilan. Allah Ta'ala menyatakan :</div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
وَلا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالإثْمِ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ</div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Dan janganlah sebahagian kalian memakan harta sebahagian yang lain di antara kalian dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kalian membawa (urusan) harta itu kepada Hakim, supaya kalian dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kalian Mengetahui." [QS. Al Baqarah 188]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Uang tersebut dipergunakan untuk acara yang sia-sia, hanya bersenang-senang dan berfoya-foya. Walaupun ada sedikit unsur olah raga namun kemadlorotannya lebih banyak, di antaranya :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<ul>
<li style="text-align: justify;">Menghambur-hamburkan uang untuk perkara yang sia-sia,</li>
<li style="text-align: justify;">Bercampurnya lelaki dan wanita,</li>
<li style="text-align: justify;">Alunan musik yang bertalu-talu,</li>
<li style="text-align: justify;">Keluarnya wanita dengan bersolek dan dandanan yang sengaja dipertunjukkan,</li>
<li style="text-align: justify;">Adanya sikap fanatisme terhadap desanya masing-masing karena diperlombakan,</li>
<li style="text-align: justify;">Tidak jarang terjadi tindakan anarkis antar anak desa,</li>
<li style="text-align: justify;">Melalaikan sholat jama'ah pada waktunya, seringkali kita melihat mereka tidak mengubris panggilan adzan untuk menghadap Allah dan masih banyak lagi kerusakan yang lainnya.</li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah telah mengecam tindakan tabdzir (sia-sia) dan pelakunya tergolong saudara syaithon, FirmanNya :</div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
ِوَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros, Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaihon dan syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Robbnya." [QS. Al Israa' 26-27]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan ini adalah tindakan yang sangat dibenci oleh Allah , Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :</div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
إِنَّ اللَّه َكَـــــــرِهَ لَــــكُمْ ثَلاَثًا ... وَإِضــــــَاعَةِ الْمــــَالِ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Sesungguhnya Allah Ta'ala membenci tiag perkara dari kalian …. dan menyia-nyiakan harta." [HR. Muslim 1715]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<ul>
<li style="text-align: justify;">Bagaimana mungkin kita bisa bergembira bila tindakan tadi dibenci dan dikecam oleh Allah Ta'ala?</li>
<li style="text-align: justify;">Siapa yang mau digolongkan dengan saudara-saudara syaithon? Orang yang berakal sehat tentu akan menghindar dari hal-hal demikian.</li>
<li style="text-align: justify;">Seharusnya kita berpikir jernih, bukankah dahulu para pejuang kita membebaskan bumi pertiwi ini dari kungkungan penjajah dengan tetesan darah dan air mata?</li>
<li style="text-align: justify;">Mengorbankan jiwa raga, harta benda, sabar dalam berjuang dan menanggung penderitaan demi penderitaan..</li>
<li style="text-align: justify;">Akankah kita generasi masa kini membalas budi bakti mereka dengan tindakan sia-sia, foya-foya, senang-senang yang dibenci oleh Allah Ta'ala bergembira di atas penderitaan orang lain?</li>
<li style="text-align: justify;">Apakah kita tidak melihat bahwa bangsa ini sedang terjajah justru oleh anak-anak bangsa sendiri?</li>
<li style="text-align: justify;">Dapatkah hati kita lapang ketika di saat yang sama kita menyaksikan anak-anak bangsa dirundung duka dengan bencana yang menimpa mereka?</li>
<li style="text-align: justify;">Sekali lagi, akankah kita bisa tenang berbahagia di saat anak-anak bangsa sendiri menderita?</li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Coba kita pikirkan, kalau seandainya dana tersebut dikumpulkan, anggaplah satu desa bisa mengumpulkan satu juta, berapa ribu desa yang ada ditanah air dari Sabang sampai Merauke?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Niscaya, akan terkumpul uang milyaran bahkan triliyunan rupiah, coba kalau uang itu dialokasikan ke anak bangsa yang dirundung musibah, tentunya akan sangat membantu dan menyenangkan hati mereka, pikirkanlah hal ini baik – baik wahai anak bangsa !!!.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber:</div>
<div style="text-align: justify;">
http://bit.ly/2aIbFyG</div>
<div style="text-align: justify;">
مجموعـــــة توزيع الفـــــوائد</div>
<div style="text-align: justify;">
tlgrm.me/ForumBerbagiFaidah [FBF] </div>
<div style="text-align: justify;">
www.alfawaaid.net</div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-61548066332662399862016-08-09T18:26:00.002-07:002016-10-26T01:13:29.574-07:00Betulkah Manhaj Ahlussunnah Tidak Sesuai Dengan Kondisi Zaman Ini?<div style="text-align: justify;">
Fatwa asy-Syaikh Shalih al-Fauzan –hafizhahullahu Ta’ala– </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertanyaan: Sebagian manusia menyangka bahwa manhaj ahlus Sunnah wal Jama’ah tidak layak pada saat ini. Mereka beralasan bahwa dhawabith syar’iyah (ketentuan-ketentuan syariat) yang dipandang oleh ahlus Sunnah wal Jama’ah tidak mungkin untuk diterapkan saat ini? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jawaban: Orang yang memandang bahwa manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah tidak layak di zaman ini, dia adalah orang yang sesat lagi menyesatkan, karena manhaj salafush shalih adalah manhaj yang Allah Ta’ala perintahkan bagi kita untuk mengikutinya hingga hari kiamat. Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam– bersabda, </div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
فإنه من يعش منكم فسيرى اختلافا كثيرا فعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ بَعْدِي عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sesungguhnya siapa saja yang hidup di antara kalian, akan menyaksikan perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk setelahku. Pegangilah dia dan gigitlah erat-erat dengan gigi geraham.” [1] Ucapan ini ditujukan kepada umat ini hingga hari kiamat. Hal ini menunjukkan kewajiban berjalan di atas manhaj salaf dan manhaj salaf layak diterapkan di setiap waktu dan tempat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah Ta’ala berfirman, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka Jannah-jannah yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” [Q.S. At-Taubah: 100] </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kata “orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik” mencakup umat ini hingga hari kiamat. Wajib bagi umat ini untuk mengikuti manhaj as-Sabiqun al-Awalun dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Al-Imam Malik bin Anas –rahimahullah– berkata:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
لا يصلح آخر هذه الأمة إلا ما أصلح أولها </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tidak ada perkara yang memperbaiki umat ini selain perkara yang memperbaiki awal umat ini.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Siapa saja yang ingin memisahkan umat ini dari syariat mereka dan dari salafush shalih, dia menginginkan kejelekan bagi kaum muslimin, ingin mengubah agama islam, memunculkan bid’ah dan berbagai bentuk penyelisihan syariat. Hal semacam ini wajib untuk ditolak dan diputuskan hujjahnya, serta ditahdzir akan kejelekannya, karena berpegang dengan manhaj salaf dan mengikuti mereka adalah suatu keharusan. Harus berjalan di atas manhaj salaf. Semua ini ada di Kitabullah dan sunnah Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam—sebagaimana apa yang kami sebutkan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Siapa saja yang hendak memutuskan hubungan khalaf (akhir) umat ini dengan salaf (pendahulu)nya, dia adalah perusak di muka bumi ini. Ucapannya wajib ditolak dan dibantah, serta ditahdzir akan bahayanya. Orang-orang yang makruf dengan ucapan yang jelek ini adalah Syi’ah dan orang-orang yang sejalan dengan mereka dari kalangan penyesat. Mereka tidak diperhitungkan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keterangan:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
[1] H.R. Ahmad di Musnadnya (4/126-127), Abu Dawud di Sunannya (4/200), at-Tirmidzi di Sunannya (7/319-320) seluruhnya dari shahabat al-‘Irbath bin Sariyah –radhiyallahu anhu–. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber: Irsyad Al-Khillan ilaa Fatawa al-Fauzan, soal: 466 (1/362)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kunjungi || http://forumsalafy.net/betulkah-manhaj-ahlussunnah-tidak-sesuai-dengan-kondisi-zaman-ini/</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Channel Telegram : http://bit.ly/ForumSalafy</div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-61528221342516952372016-08-04T04:06:00.004-07:002016-08-04T04:06:28.027-07:00Hati manusia siapa yang tahu ?<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jika hati mudah diterka, tak akan ada kalimat tanya yang menyeruak. Kalimat yang jika hilang satu kata tidak ada masalah padanya, masih banyak kata pengganti yang bisa dipasangkan mesti makna tak lagi sama. Lain hal jika hati yang kehilangan jati dirinya, entah apa yang hilang, bisa berupa kelembutan, kepekaan atau masih banyak hal lain lagi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hati yang mulai tak merasakan nikmat iman saat kalamullah terdengar, akankah bergetar atau hati yang tetap acuh dan melenggang santai? ataukah hati yang sulit peka terhadap hikmah yang ditampakan pada sisi kehidupannya akankah tetap sama masih melenggang dengan santai? Hati ibarat sebuah cermin jika tidak kita bersihkan semakin tertuplah hati oleh debu-debu kotor yang melekat pada permukaanya, tiadalah sinar terpantul atau masuk kedalamnya jika debu tak segera disingkirkan, tertutuplah segala nikmat ilmu, iman dan hidayah yang akan masuk padanya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hati yang semakin hari semakin tebal oleh debu-debu kemaksiatan, maka tanya pada hati jika telah seperti itu siapa yang tahu sampai mana hati akan kembali bersih dan merasakan cahayaNya. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada hati manusia, tidak terjamah dan tak terlihat, hanya diri dan Allah yang tahu sampai dimana hati ini berkerja, tidak bisa bersandiwara dan memalingkan atas segala apa yang terjadi, apakah hati tetap sibuk bermaksiat atau telah rehat akan segala bentuk kedzaliman diri.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat” ( QS. Al-Baqarah : 7 )</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sampai dimana hati akan terus mengembara dalam jurang kemaksiatan, jika hati mengabaikan sebuah kemaksiatan kecil yang terus berulang ulang akankah hati menjadi keras ? seolah olah tak berdosa, merasa diri masih layak untuk disebut hamba, akankah sombong wahai hati yang banyak sudut kelemahannya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Carilah dan ambil kembali jati diri hati yang menghilang, dan biarkan ia terpupuk menjadi sebuah lentera yang jika diberi cahaya maka akan menyinari setiap sudut gelap dalam dirinya, menjadi sebuah cermin yang jika diberika sinar maka akan memantulkan kembali sinar itu kepada sekitar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nur : 35)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebelum terlambat wahai hati mohon ampun dengan segala pengharapan dan rasa takut kepada Allah, karena Allah lah yang dapat membolak balikan hati manusia.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Wallahu a’lam bissawab.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Author : Yunar</span></div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-68306539700795764612016-08-01T19:32:00.000-07:002016-10-26T00:46:27.054-07:00Untuk Apa Allah Menciptakan Kita ?<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Salah satu tugas kita dalam kehidupan ini adalah agar tetap menjaga untuk saling memberi peringatan satu sama lain, karena Allah menurunkan Al Qur'an kepada nabi kita Muhammad sholallahu'alaihi wasallam sebagai peringatan dari Allah untuk manusia, sebagaimana firman Allah dalam Al Qur'an.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>"Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Fuqaan (Al Qur'an) kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam" (QS Al-Furqaan : 1)</i></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">dan juga dalam firman-Nya yang lain,</span><br />
<i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></i>
<i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman" (QS Adz-zariyat : 55)</span></i><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i><br /></i></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Adapun apa yang kita saling memperingatkan satu sama lain yang Allah inginkan adalah perkara ibadah kepada-Nya, sebagaimana tujuan kita diciptakan yang terkabarkan dalam Al Qur'an,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku" QS Adz-zariyat : 56</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dalam tafsir ibnu katsir Ibnu Abbas r.a. mengatakan : "<i>..melainkan supaya mereka menyembah-Ku (QS adz-zariyat : 56), </i>yakni bermakna agar mereka mengakui kehambaan mereka kepada-Ku, baik dengan sukarela maupun dengan terpaksa"</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">dan juga dari Ibnu Anas mengatakan : "..yakni kecuali untuk beribadah".</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kemudian dalam beribadah kepada Allah kita tidak menghadirkan sesuatu apapun kecuali dengan tujuan kita memurnikan penghambaan kita hanya kepada-Nya,</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ada seorang arab badui menemui nabi sholallahu'alaihi wasallam dan berkata : "<i>Tunjukan kepadaku suatu amal yang bila aku kerjakan akan memasukanku ke surga</i>" Nabi sholallahu'alaihi wasallam berkata : "<i>Kamu menyembah Allah dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.. dst</i>" HR Bukhari dari Abu Hurairah r.a.</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Memurnikan ibadah kepada Allah sangatlah penting bahkan seseorang hendaknya memahami perkara ini terlebih dahulu sebelum melakukan ibadah-ibadahnya, karena dalam perkara ibadah ini terdapat ibadah yang diterima disisi Allah dan ada pula ibadah yang tidak memberikan apa-apa kepada pelakunya kecuali kerugian yang besar karena ibadahnya hakikatnya adalah sia-sia, sedang dia menyangka mendapatkan kebaikan dari Allah.</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>"Dan diantara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi, maka jika ia memperoleh kebaikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata" (QS Al-Hajj : 11)</i></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i><br /></i></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Maka kita harus senantiasa mengkoreksi dan menjaga ibadah-ibadah kita, sholat kita, zakat kita dan saum kita serta apa-apa yang diwajibkan dan disunnahkan kepada kita baik dalam keadaan senang ataupun sedih, baik sedang dalam keadaan bersemangat ataupun dalam keadaan malas, baik dalam keadaan luang ataupun sibuk, baik dalam keadaan aman ataupun dalam keadaan terdesak, baik dalam keadaan kita dipuji ataupun dalam keadaan dicela.</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nasehat ini bagi penulis sendiri dan bagi yang membaca semoga bermanfaat..</span></div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-40439650009956397902016-07-27T18:36:00.000-07:002016-08-01T23:40:53.538-07:00Aku ingin Move on..! Karena Tiada Beban Tanpa Pundak<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sahabatku, pernahkah kita mengeluh saat menghadapi masalah yang tak tertanggungkan, putus asa saat masalah bertubi-tubi menyapa diri hingga hampir tak ada ruang untuk lari dari jeratannya..? bingung, bersedih hati memelas dengan berkata “Ya Allah mengapa hidup ini begitu melelahkan.. aku capek menghadapi semua ini..?”. Dan bahkan baper (baca: Bawa Perasaan/sensi), termehek-mehek melankolis melihat sang mantan yang telah lebih dulu move on dan bahagia dengan yang lain,sementara kita gini-gini aja..? Merasa lelah saat jodoh tak kunjung datang.. padahal hati senantiasa dilatih untuk bersabar dalam penantian..? merasa Allah tak sayang kepada kita, lalu melontarkan protes “Ya Allah, aku lelah menanti jodoh pilihanMu,kapan Engkau kirimkan Dia untukku..?” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Lalu apa yang kita lakukan untuk menghadapi semuanya? Curhat sama temen..? atau curhat di media sosial dengan cara bikin status yang menyedihkan..? Hasilnya.. lega sesaat, tp setelah itu...?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Lalu, mengapa ngga curhat dengan Yang Maha Tahu, yang bisa memberi solusi atas setiap permasalahan yang ada..? Karena Janjinya kekal,..Setelah kesulitan, pasti ada kemudahan.. Allah Tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan kita.. Tidak akan ada beban kalau kita tidak mempunyai pundak yang kokoh untuk bisa memikul. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku...” (QS.Yusuf [12]:86)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ada orang-orang yang ketika punya masalah, ditimpa ujian, atau menghadapi musibah, hidupnya terus dirundung duka dan kesedihan. Sebagian dari mereka kemudian bisa bangkit dari masalah-masalahnya, menatap kembali hidup dan meneruskan optimisme. Tapi, ada juga yang tetap hidup dalam kesedihan dan keterpurukan,hari-harinya penuh kegalauan daan tangisan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bagaimana agar kita bisa move on dari masalah yang menyakitkan dan susah dilupakan? Ada 3 langkah besar yang harus kamu lakukan...</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jadikan Kegagalan Sebagai Lompatan Kebaikan</span></li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Merenungkan masalah adalah hal yang wajar, selama tidak terus menerus meratapi. </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Mengapa ujian ini harus menimpa kita? Mengapa masalah tak pernah menjauh dari kita? Jangan menyalahkan siapapun untuk setiap masalah, ujian, kegagalan, keterpurukan yang menimpa diri kita. Mungkin kita sendiri yang menciptakan masalah-masalah itu. Tanyakan kepada hati kita, sejauh mana kita dekat dengan Allah? Sehebat apa kita menyandarkan hidup ini dalam cinta dan kasih sayang Allah?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jadikan masalah yang kita hadapi sebagai lompatan kebaikan. Jangan hidup dalam keterpurukan, bangkitlah dari zona gagal move on alias susah bangkit. Ingat-ingat saja, melalui masalah dan ujian yang menimpa kita, Allah ingin menjadikan kita semakin kuat dalam menghadapi hidup.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Seorang bijak pernah berkata, : “ Allah puts people in your life for a reason. And Removes them for a better reason, just trust in Allah”.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pasrah dan berserah diri</span><span class="Apple-tab-span" style="font-family: "verdana" , sans-serif; white-space: pre;"> </span></li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Memang tidak mudah untuk menerima kenyataan ketika harus menghadapi kenyataan pahit dalam hidup. Tapi, ikhlas dan berserah diri menerima segala yang menimpa adalah sikap terbaik yang bisa kita lakukan. Sikap tersebut adalah cara kita berdamai dengan diri sendiri sebagai upaya penyadaran bahwa hidup ini tak selalu mulus dan manis.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Masalah hidup itu pasti ada, dan setiap orang akan megalaminya. Tapi, persis seperti ucapan Peter Parker dalam film Spiderman, pertikaian apapun yang berkecamuk dalam diri kita, kita selalu punya pilihan. Pilihan untuk menjadi baik atau buruk.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dengan kata lain, musibah, kesulitan dan ujian apapun yang menimpa diri kita, kita selalu punya pilihan untuk menyikapinya. Kembali pada Allah atau berpaling dari-Nya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> “Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur..” (QS: Al-Insan [76]: 3).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bersyukur</span></li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ungkapan syukur merupakan pertanda kebergantungan seseorang kepada Allah Yang Mahakuasa. Mengucap syukur menunjukkan kerendahan hati untuk menerima apa yang patut diterima. Bersyukur membuat kita lebih bisa menikmati dan merayakan hidup. Dengan bersyukur, hati ini jauh dari keluh kesah, betapapun sederhana dan kecilnya nikmat yang kita terima. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bersyukur bukan untuk orang lain. Bersyukur adalah untuk diri sendiri. </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Al-Qur’an mengingatkan soal ini : </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“ Dan barang siapa bersyukur kepada Allah, sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri..” (QS. Luqman [31]:12).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Syukur adalah kunci dari segudang kenikmatan. Barang siapa terampil mensyukuri nikmat yang ada, Allah akan membuka nikmat yang belum ada. Ketika kita mensyukuri salah satu nikmat yang diberikan Allah kepada kita, Allah akan memberikan nikmat yang lain. Jadi, bersyukur itu kunci dari lemari yang berisi penuh dengan nikmat, namun kebanyakan kita lebih memikirkan isi lemarinya daripada kuncinya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Begitulah sedikit cara bijak agar kita bisa menyapa dan menjalani alur kehidupan dengan hati tegar dan langkah yang ringan. Dan yakinilah, Ujian dan cobaan hanya di berikan Allah kepada hamba-hambaNya yang terpilih. Hamba-hambaNya yang di kasihi dan di sayangiNya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Wallahu’alam</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Aichiyo Widy ^^,</span></div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-66667306346141482016-07-05T22:32:00.004-07:002016-08-01T23:42:08.770-07:00Ramadhan, selamat tinggal.<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Didalam 1 tahun, kita akan menemui 1 bulan istimewa dimana di bulan tersebut memiliki keutamaan-keutamaan tersendiri. Bulan dimana seluruh umat Muslim dimanapun berada akan ditempa kembali keimanannya melalui berbagai ritual yang jika dilaksanakan akan menuntun seorang Muslim menjadi pribadi yang bertaqwa. Bulan tersebut adalah Ramadhan namanya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Saat kita memasukinya, maka diwajibkan bagi kita untuk menjalankan puasa. Yaitu menahan lapar dan dahaga dan segala yang membatalkannya dimulai dari terbitnya matahari diwaktu subuh hingga terbenamnya matahari saat maghrib tiba. Begitu seterusnya sampai akhir dipenghujung bulan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Setiap amal ibadah di bulan ini akan dilipat gandakan oleh Allah SWT. Sehingga barang siapa yang pada bulan ini mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan barang siapa yang melakukan suatu kewajiban dibulan ini, nilainya sama dengan tujuh puluh kali lipat dari kewajiban yang dilakukan pada bulan lainnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ibadah yang sempurna pada bulan Ramadhan akan menjadikan seorang muslim suci kembali bagaikan bayi yang baru lahir.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu”. (HR. Bukhari).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Di bulan ini juga pertama kali kitab suci Al-Qur’an di turunkan. Didalamnya terdapat sebuah malam yang derajatnya sama dengan seribu bulan bernama Lailatul Qadar. Sungguh luar biasa besar keutamaan-keutamaan yang ada didalam bulan Ramadhan ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Hari ini kita berada di penghujung Ramadhan, kita akan berpisah dengannya dengan waktu yang tidak sebentar. Jika kesempatan masih ada, maka 11 bulan ke depan baru kita akan berjumpa lagi dengannya. Kita tidak akan pernah tahu apakah sisa umur kita masih cukup untuk kembali menemuinya dan kembali berlomba dalam amal didalamnya, ataukah maut yang mendahului menjemput kita. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Suara takbir yang berkumandang adalah pengiring kepergiannya. Kita hanya mampu berharap bahwa gema takbir malam ini, merupakan pertanda bahwa kita telah terlahir kembali menjadi pribadi yang bersih, penuh dengan taqwa dan memiliki bekal untuk menyongsong setiap tantangan kehidupan untuk 11 bulan kedepan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Selamat tinggal Ramdhan, kami akan selalu merindukan hadirmu kembali dan mereguk setiap keberkahan didalamnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Taqaballallahu minna wa minkum,,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Selamat Hari Taya Idul Fitri, 1 Syawal 1437H.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Mohon Maaf Lahir dan Batin.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: xx-small;">Author : Sentot</span></div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-88556658261843519872016-06-20T21:19:00.000-07:002016-10-26T00:47:13.100-07:00Laki-laki Pemimpin Wanita ?<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Kamu laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Karena sebab itu, wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara dibalik pembelakangan suaminya oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kalian khawatirkan nusuznya (tinggi hatinya), maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah diri dari tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaati kalian, maka janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar” [ QS An-Nisa : 34 ]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Laki-laki itu adalah pengurus wanita, yakni pemimpin, kepala, yang menguasai dan mendidiknya jika menyimpang.</span></li>
<li><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kaum laki-laki lebih utama daripada kaum wanita, seorang lelaki lebih baik daripada seorang wanita, karena itulah maka nubuwwah (kenabian) hanya khusus bagi kaum laki-laki. Demikian pula seorang raja. Karena sabda Nabi sholallahu’alaihi wasallam yang berbunyi :</span></li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Tidak akan beruntung suatu kaum yang urusan mereka dipegang oleh seorang wanita” [ HR Bukhari , dari Abdur Rahman ibnu Abu Bakrah, dari ayahnya ]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sebagaimana kita mengetahui pada umumnya tentang kepemimpinan laki-laki terhadap kaum wanita tidaklah terlepas dari hal-hal tersebut yakni bertanggung jawab terhadap mereka dengan mengurus, mengarahkan, memberi nasehat, menjaga kehormatannya, menyayangi mereka, bersikap lembut terhadap mereka dan mendidiknya apabila menyimpang. Akan tetapi di zaman ini seringkali kita melihat kemungkaran-kemungkaran dari seorang istri terhadap suaminya bahkah diekspos ke media masa tentang aib mereka naudzubillah. Perlu digaris bawahi bahwa mendidik istri merupakan kewajiban yang paling utama dan harus diprioritaskan agar seorang istri mangerti apa tugas dan tanggung jawabnya terhadap suaminya dan agamanya. Maka seorang laki-laki harus menjaga istrinya, anaknya dan sanak keluarganya, tidak menjadikan mereka lalai dari agamanya agar terhindar dari keburukan sebagaimana Allah menyuruh kita (laki-laki) dalam firman-Nya agar memikirkan hal tersebut :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [ QS At-Tahrim : 6 ]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kemudian bagaimana mendidik seorang istri ? tentu dengan ilmu syar'i. Seorang laki-laki tidaklah akan mampu mendidik seorang istri kecuali dengan petunjuk Allah dan Rasulnya. Sudah lumrah terkadang seorang laki-laki berdiskusi dengan temannya tentang istrinya, meminta nasehat dan masukan namun apabila temannya tidak memiliki ilmu maka akan menjadi bumerang baginya. Maka seorang laki-laki harus terus belajar sendiri atau bertanya kepada yang mengerti karena merupakan kewajiban dalam agama namun dengan hati-hati, sebab hari ini adalah zaman fitnah, saringlah terlebih dahulu apa-apa yang kamu dengar kemudian telitilah apakah benar datang dari Nabi atau tidak untuk kemudian disampaikan kepada istri, sebagaiamana firman Allah :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Ikutilah apa yang diturunkan kepada kalian dari Tuhan kalian, dan janganlah kalian mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya, amat sedikitlah kalian mengambil pelajaran (darinya).” [ QS Al-A’raf : 3]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Janganlah kalian menyimpang dari apa yang telah disampaikan oleh Rasul kepada kalian dengan menempuh jalan lain, yang akhirnya kalian menyimpang pula dari hukum Allah dan justru mengambil hukum selain-Nya.</span></li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“amat sedikitlah kalian mengambil pelajaran (darinya).” [ QS Al-A’raf : 3 ]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ayat tersebut semakna dengan ayat lain, yaitu firman-Nya :</span></li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kalian sangat menginginkannya” [ QS Yusuf : 103 ]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” [ QS Al-An’am : 116 ] hingga akhir ayat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempesekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain)” [ QS Yusuf : 106 ]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Perhatikanlah firman Allah tersebut, janganlah sekali-kali menyangka bahwa banyak itu identik dengan kebenaran. Sebab justru kebanyak manusia akan menyesatkan kita. Maka carilah kebenaran dari sudut-sudutnya sampai Allah membuka petunjuk untuk kita. Mengapa ini menjadi penting sebab seorang laki-laki pun memerlukan petunjuk bagaimana ia meniti jalan ditengah-tengah zaman yang terus memburuk, menyelamatkan istri, anak dan keluarganya dari fitnah yang akan terus bermunculan bahkan seperti malam yang gelap gulita saat seseorang benar-benar tidak mampu melihat kebenaran. Semoga Allah melindungi setiap pemimpin-pemimpin disetiap rumah-rumahnya dan menjaganya dari keburukan dan menguatkan agamanya hingga tidak ada lagi orang-orang dzolim yang akan menjadi pemimpin negerinya setelahnya, sebab generasi berikutnya haruslah orang-orang yang beriman.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Semoga ada manfaatnya, wallahu'alam</span></div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-65424828728430529802016-06-20T01:49:00.002-07:002016-08-01T23:44:33.233-07:00Pengertian Generasi Muda<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Persepsi tentang generasi muda yang berkembang dimasyarakat saat ini selalu berkaitan dengan konteks politik. Misalkan “generasi muda penerus bangsa”. Penyematan kata tersebut sudah tidak asing lagi di masyarakat umum. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sedangkan pada dasarnya kata generasi muda bisa diartikan sebagai masa peralihan dari anak anak menuju dewasa atau remaja dengan berkembangnya keadaan fisik dan non fisik. terutama yang paling berpengaruh adalah peralihan secara non fisik atau pola pikir, cara pandang dan emosional.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Mengenai persepsi yang berkembang di masyarakat tentang arti sessungguhnya kata “generasi muda” memang masih belum ada kesepakatan antara para ahli sosiologi. Tapi perlu diketahui, ada beberapa definisi atau pengertian generasi muda ditinjau dari beberapa kategori.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>1. Secara Biologis</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Generasi muda adalah mereka yang berusia 12-15 tahun ( remaja ) dan 15-30 tahun ( pemuda ).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>2.Secara kebudayaan</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Generasi muda adalah mereka yang berusia 13-14 tahun. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>3.Secara Karir / Pekerjaan</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kebijakan dari DEPNAKER menyatakan bahwa generasi muda adalah pekerja / angkatan kerja yang berusia 18-22 tahun.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>4.Secara Idiologi politik</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Generasi muda yang menjadi pengganti adalah mereka yang berusia 18-40 tahun.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>5.Lembaga dan lingkungan hidup sosial</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Generasi muda dibedakan menjadi 3 kategori :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Siswa, yakni usia 6-8 tahun.</span></li>
<li><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Mahasiswa, yakni usia 18-25 tahun.</span></li>
<li><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pemuda yang berada diluar sekolah / PT berusia 15-30 tahun.</span></li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dalam pengertian GBHN 1993 telah dijelaskan menjadi anak, remaja, dan pemuda, sedangkan ditinjau dari segi usia adalah sebagai berikut :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Usia 0-5 tahun di sebut balita.</span></li>
<li><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Usia 5-12 tahun di sebut anak usia sekolah.</span></li>
<li><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Usia 12-15 tahun di sebut remaja.</span></li>
<li><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Usia 15-30 tahun di sebut pemuda, dan</span></li>
<li><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Usia 0-30 tahun di sebut generasi muda.</span></li>
</ol>
<br />
<span style="font-size: xx-small;">Reference : http://tulisanterkini.com/artikel/rtikel-ilmiah/9219-pengertian-generasi-muda.html</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: xx-small;">Author : Rahmalia</span></div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6177920855371281617.post-67370450007155212672016-06-17T20:18:00.001-07:002016-08-01T23:45:25.506-07:00Bagaimana Pendidikan Generasi Muda seharusnya ?<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sekelumit wajah pendidikan Indonesia yang masih saja anteng dengan sistemnya, tidak banyak mengalami perubahan. Terasa karena bersinggungan langsung dengan kita. Sedikit contoh nyata dikutip dari laman kaskus bahwa status guru di Indonesia (Non-PNS) masih sering diremehkan dan di anggap kurang mencukupi kebutuhan hidup, dibandingkan dengan Negara Firlandia status guru dimasyarakat setara dengan pengacara dan dokter. Kenapa sangat bertolak belakang ? karena seluruh guru di Firlandia harus memiliki gelar Master / S2 yang didanai oleh pemerintah, terlihat beda dengan negara kita yang harus mencari biaya sendiri untuk melanjutkan pendidikannya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kemajuan seorang murid tergantung bagaimana dirinya dan sang guru yang mengajar, ya jika gurunya sendiri merasa mendapatkan kesenjangan mulai dari gaji yang didapat seperti guru honorer, maka apakah berpengaruh dengan pendidikan yang diberikan kepada muridnya? jawabannya sudah pasti iya, sebab gaji adalah penghargaan pertama atas semua dedikasi pekerjaanya, bagaimana mungkin ia dituntut menjadi pengajar yang baik jika iapun masih mengalami kesenjangan. Bila guru terbebebas dari kesenjangan tersebut maka sangat memungkinkan untuk melakukan hal yang lebih kreatif lagi dalam pengajarannya, semangat mengajarpun akan tumbuh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Contoh di atas merupakan sedikit perbandingan dari tenaga pengajarnya, lalu bagimana dengan pendidikan generasi mudanya ? banyak hal yang harus dibenahi dari sistem pendidikan untuk anak-anak indonesia jika negara ini menginginkan calon generasi yang mumupuni untuk kemajuan bangsa. Terutama soal pendidikan karakter, karena manusia tanpa akhlak tak ada artinya, seperti mayat hidup hanya senggok daging yang tanpa arti.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pendidikan karakter pertama dimulai dari keluarga sendiri, sepasang suami istri diharuskan terlibat kerjasama dalam menumbuhkan moral yang beradab pada anaknya, pendidikan agama yang lebih ditekankan di atas pendidikan lainnya, maka peran seorang ibu sebagai madrasatul ‘ula sangat condong terhadap sisi kepribadian sang anak, jangan terjadi kesalah kaprahan pada proses ini contoh nyata saat seorang ibu sedang berkumpul dengan para ibu lainnya dimana anaknya merengek minta jajan, karena sang ibu yang sedang asik mengobrol memerintahkan “ambil dulu nak bilang nanti ibu yang bayar”, hal sekecilpun akan terekam baik oleh ingatan sang anak, tanpa sadar ia dididik berhutang sejak dini dikarenakan seorang ibu yang tidak teliti akan sisi sekecilpun tindak laku putra-putrinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Lalu ingatan itu akan terus terekam dalam fikiran sang anak sampai ia tumbuh dewasa, maka celakalah jika pendidikan sedari kecilnyapun telah salah kaprah apa jadinya generasi ini? itu merupakan contoh se-paling sederhana nya akan kesalahan proses pendidikan anak. Ya ruh bersih dari sang anak akan ternoda dengan sistem yang ala kadarnya. Dewasa ini globalisasi makin memperburuk keadaan pendidikan pada sang anak, krisis moral makin berkembang biak, diuar akal sehat banyak topik utama pada berita ialah kerusakan akhlak dan kebejatan moral di usia anak-anak hingga remaja.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Maka kita hanya bisa mengelus dada melihat fenomena yang terjadi, tapi sampai kapan ini akan berlangsung ? maka cobalah berkiblat pada islam, yang mengajarkan kemuliaan. Proses yang diutamakan tidak seperti jaman sekarang yang mengesampingkan proses dan mengutamakan serba instan, maka ini kesalah kaprahan yang berikutnya, dimana serba instan akan melahirkan generasi muda menjadi manusia yang malas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Masih banyak lagi contoh contoh kesalahan pendidikan di Indonesia, banyak yang harus dibenahi terutama dari segi pendidikan akhlak, karena akan berpengaruh terhadap moral generasi muda nantinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: xx-small;">Author : Yunar Ratnawati</span></div>
sebar ilmuhttp://www.blogger.com/profile/11900333545165146909noreply@blogger.com0